SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Kamis, 16 Mei 2019 14:39
Eks Mentaya Mubazir, Pemkab Janji Cari Solusi, SUERRRR?????

DPRD Kotim Diminta Tak Lepas Tangan

TAK TERATUR: Lapak pedagang kaki lima di sekitar Kompleks Eks Mentaya Teater, terkesan membuat kawasan tersebut kumuh. ( DOK.USAY NOR RAHMAD/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) akan segera mencari solusi penyelesaian mubazirnya pasar eks Mentaya Teater agar bangunan itu berfungsi. Fungsionalnya pasar tersebut dinilai karena ada sejumlah kendala. Pemkab bakal segera menggelar rapat untuk penyelesaiannya.

”Kalau memang masalahnya akibatnya losnya tidak cukup, maka diprioritaskan untuk (pedagang) di kawasan tersebut terlebih dahulu, sisanya akan diatur nanti. Terpenting bangunan tersebut segera dapat difungsikan," tegas Sekda Kotim Halikinnor, Rabu (15/5).

Halikin tidak mempermasalahkan kritikan dan masukan dari masyarakat. Dia berjanji akan segera melakukan rapat dengan instansi terkait untuk menangani masalah bangunan tersebut. Pasalnya, apabila tidak dirawat, bangunan itu akan cepat rusak. Setelah diketahui kendalanya, akan dicari solusi agar pasar tersebut fungsional untuk menampung pedagang.

”Koordinasi dengan Disdagperin (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kotim) akan segera dilakukan. Sebab, secara keseluruhan Bupati (Kotim Supian Hadi) juga memiliki data awal jumlah pedagang pasar di kawasan taman tersebut," ujarnya.

Menurut Halikin, tujuan awal pemerintah membangun pasar tersebut untuk menetralkan kawasan taman kota dari pedagang kaki lima, sehingga lebih bersih dan tertib. Selain itu, agar para pedagang lebih fokus di satu tempat dan pengunjung yang ke taman kota juga lebih mudah menuju kawasan kuliner di pasar tersebut.

Terpisah, aktivis di Kotim Gahara mendukung langkah DPRD Kotim yang berencana memanggil instansi terkait untuk membahas keberadaan pasar tersebut. Pasalnya, tanggung jawab mubazirnya anggaran untuk bangunan itu tidak hanya oleh eksekutif , tetapi tidak lepas dari andil legislatif.

Menurut Gahara, nasib pasar yang menelan anggaran hingga Rp 25,9 miliar itu akan sia-sia apabila tidak ada kejelasan. ”Karena proyek (pembangunan pasar) itu sudah mengesampingkan proyek lain. Namun, sampai kini apa manfaat dan dampaknya belum kelihatan," kata Gahara.

Gahara ingin pasar itu segera difungsikan. Mengingat keinginan pembangunan pasar itu dulu untuk menata pedagang. Namun, setelah diresmikan sampai sekarang belum juga difungsionalkan. Bahkan, sejumlah fasilitas mengalami kerusakan.

”Jika dibiarkan nanti bangunan itu tinggal menunggu rusak parahnya saja. Itu akan jadi bangunan tua nantinya," katanya.

Praktisi hukum sekaligus pemerhati politik dan kebijakan publik di Kotim Agung Adisetiyono juga mendesak agar pasar itu segera difungsikan. ”Kita sangat sayangkan, sudah bertahun-tahun pasar itu tidak juga difungsikan," kata pria berlatar belakang pengacara itu.

Agung mengatakan, seharusnya DPRD Kotim peka dan tidak menunggu lama menyelesaikan persoalan soal itu. Sebab, pembangunan pasar yang dikerjakan melalui sistem multiyears itu tidak lepas dari kebijakan antara Pemkab dan DPRD Kotim.

”Ketika bangunan itu tidak berfungsi, DPRD mestinya tidak lepas tangan karena itu lahir atas kebijakan antara eksekutif dan legislatif. Kalau begini, barang Rp 25 miliar itu tidak berfungsi akibat kesalahan dari eksekutif dan legislatif,” katanya.

Seperti diberitakan, keberadaan pasar eks Mentaya Teater di bagian selatan Taman Kota Sampit hingga kini tidak jelas fungsinya. Hampir lima tahun bangunan itu tidak berpenghuni alias mubazir. Padahal, biaya pembangunannya mencapai Rp 25,9 miliar dari APBD Kotim melalui sistem tahun jamak.  

Ironisnya, bangunan megah itu hanya berfungsi untuk areal buang air kecil alias kencing. Bahkan, kabarnya juga untuk pasangan kekasih bermesraan saat malam hari.

Pantauan Radar Sampit, bangunan itu mulai rusak. Los kios yang ditutupi rolling door mulai hilang dan jebol. Demikian pula dengan plafonnya yang mulai rusak. Sejumlah dinding los dicoret. Ketika memasuki los lainnya, bau pesing menyengat hidung. Di los bagian timur, lantainya digenaingi air hujan. Bangunan itu tidak terurus sama sekali. (dc/ang/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers