SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Senin, 10 Juni 2019 16:55
Lebih Dekat dengan Stefani Horison, Grand Finalis MasterChef Indonesia Season 5 (1)
Mendaftar tanpa Diketahui Keluarga, Korbankan Bisnis Online
HOBI MASAK: Fani menyaksikan penampilannya dalam MasterChef Indonesia Season 5 dari televisi di kediamannya di Sampit, Sabtu (7/6) lalu.(DESI WULANDARI/RADAR SAMPIT)

Nama Stefani Horison seketika meroket dalam beberapa bulan terakhir. Dia populer di kalangan warga Sampit berkat sepak terjangnya dalam kompetisi memasak MasterChef Indonesia Season 5. Bahkan, dia melaju hingga ke babak grand final. Radar Sampit berbincang dengannya secara khusus. Berikut liputannya.

YUNI PRATIWI, Sampit

Gadis manis mengenakan t-shirt putih menyambut Radar Sampit dengan ramahnya, Sabtu (7/6) lalu. Fani. Begitu dia akrab disapa. Meski popularitasnya meningkat seantero Nusantara, tak ada kesan sombong dari wanita berambut panjang itu.

Dia membagi pengalamannya mengikuti kompetisi memasak paling bergengsi di Indonesia; MasterChef, yang tahun ini sudah memasuki season ke-5. Fani saat itu mendaftar secara online. Namun, keiikutsertaannya ketika itu tanpa sepengetahuan keluarga.

”Pertama ikut karena melihat postingan teman. Ikut saja iseng. Upload (pendaftaran) waktu di Sampit. Dipikir gak bakal berhasil, ternyata dihubungi. Tanggal 10 November 2018 plating, tanggal 11-nya masak. Terus lolos lagi. Lanjut interview, lolos lagi,” tutur wanita berambut pirang ini.

Fani saat itu mengunggah foto wajah dan hasil masakannya. Olahan yang difoto merupakan rawon dari burung puyuh buatan tangannya sendiri. ”Kenapa rawon? Karena rawon itu dibikinnya bukan yang berkuah. Jadi, nasi, rawon, terus dibikin saos gitu,” katanya.

Fani kemudian berhasil masuk audisi 50 besar. Saat itu dia masih tidak menyangka bisa lolos ke sampai sejauh itu. ”Tak berharap masuk sih sebenarnya. Masak saja yang enak. Masuk syukur, tak masuk ya pulang,” ujar Fani yang sesekali berbincang kental dengan bahasa Banjar.

Menurut Fani, calon peserta yang menyerahkan formulir dari email atau Instagram ada lebih dari 10 ribu orang. Mereka semua ingin menjadi The Next MasterChef Indonesia Season 5.

Terpilihnya Fani membuatnya jadi satu-satunya wakil dari kabupaten yang tergolong kecil, Kotawaringin Timur. Rata-rata saingannya sebagian besar berasal dari kota-kota besar di Indonesia.

Fani menuturkan, awalnya tidak terlalu diperhitungkan pesaingnya di galeri MasterChef. Namun, seiring waktu berjalan, kemampuan memasaknya mulai terlihat dan ditakuti sejumlah peserta. Berbulan-bulan berada di karantina, banyak pengalaman yang diperolehnya.

Menurut Fani, peserta yang dikarantina mendapat jatah libur setiap akhir pekan. Namun, tidak boleh pergi ke mal, kecuali mau potong rambut atau ada keperluan mendadak.

Apabila peserta lain berlibur, Fani justru memanfaatkannya dengan membeli buku resep dan bahan masakan. Dia lalu mempraktikannya dengan mengolah berbagai macam masakan.

Lebih lanjut Fani mengatakan, dia sempat mengenyam bangku perkuliahan jurusan ekonomi. Namun, hanya bertahan satu semester lebih. Dia putar haluan mendalami hobinya di bidang kuliner dengan mengambil jurusan pariwisata di Surabaya, Jawa Timur.

”Sukanya di belakang layar. Masak,” kata Fani yang mengaku keluarganya tidak ada yang  memiliki latar belakang memasak.

”Karena saya ini lain dari yang lain. (Saudara) yang lain (menekuni pendidikan) ekonomi atau hukum. Saya sendiri pernah masuk ekomomi, tapi enggak ada gelar. Pikir-pikir, kalau dilanjutin, kerjanya itu-itu saja. Kalau masak kan ada hatinya di situ. Senang. Passionnya di situ. Pernah belajar kuliner, tapi semi kursus saja,” kata anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Gadis kelahiran 11 November 1996 ini mengaku pernah menjalani bisnis Go Food sekitar tahun 2018 lalu. Hasil jualan makanan online itu diputar lagi untuk bisnis bulu mata, sandal, tas, dan lainnya secara online.

Saat diterima jadi kontestan MasterChef, dia mengaku bingung, karena saat itu baru mau serius menekuni bisnisnya. ”Waktu audisi tanggal 11 November, lagi mau soft opening untuk pembukaan sepatu, sendal, dan sebagainya. Makanya, ini pilihan susah. MasterChef apa jualan? Karena barangnya baru datang semua, berdus-dus. Pusing. Duit sudah diputar,” kata lulusan D3 bidang pariwisata ini.

Setelah dipikir pendalam, Fani akhirnya memutuskan memilih bidang yang dia benar-benar senangi; memasak. ”Ya sudah, akhirnya pilih MasterChef, karena passionnya masak. Kalau barang masih bisa distok,”  kata Fani.

Fani merupakan tipe orang yang harus bekerja. ”Gak bisa diam saja. Iklan, terima duit, selesai. Enggak begitu. Kalau bisa itu muter saja,” ujar Fani yang mengaku sejak TK hingga SD bersekolah di Sampit dan baru SMA dia hijrah ke Surabaya.

Menurut Fani, peserta MasterChef banyak yang kuat dan jago memasak. Banyak pula yang berpengalaman kerja di hotel atau restoran, sementara dirinya hanya koki rumahan yang terbiasa dengan olahan masakan rumah biasa. Karena itu, ada berapa tantangan yang menurutnya sulit, seperti telur.

”Merebus telur, bikin omelete, saya gak ngerti. Kalau yang pernah kerja di hotel mungkin ngerti. Coba disuruh masak aman saja, tapi kalau disuruh buat persis, saya gak ngerti,” ucapnya.

Fani menuturkan, hanya peserta yang kuat dan bermental baja yang bisa bertahan di MasterChef. ”Setiap kali buka mistery box tetap santai. Slow. Tidak panik. Apa kata juri diterima. Saya sendiri bukan yang punya background kuat. Jadi, ketika juri bilang harus begini-begini, ya nurut,” katanya.

Fani yang sudah berbulan-bulan berada di galeri tahu betul karakter juri di MasterChef Indonesia season 5. Penampilannya bisa dikatakan paling stabil dan telah melalui banyak rintangan.

Kini, gadis itu masih berjuang untuk bisa memenangi kompetisi itu. Dalam tayangan MasterChef kemarin, Fani berhasil mengungguli pesaingnya, Kai. Mereka menerima tantangan menduplikasi masakan para juri. Total perolehan poinnya dari tiga tantangan yang diberikan, membuka peluang bagi gadis asal Sampit itu menjadi the next MasterChef Indonesia. Selamat berjuang, Fani. (***/ign)


BACA JUGA

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disdik Waspadai Siswa Tak Tercatat di Dapodik

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan pentingnya…

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disiplin ASN Jadi Prioritas, BKPSDM Kotim Tegaskan Tak Ada Pembiaran

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Disbudpar Gelar Pameran Budaya di Museum Kayu

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peran…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Pemkab Dorong Digitalisasi Kearsipan

SAMPIT–Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam mendorong…

Rabu, 25 Juni 2025 17:06

Satpol PP Imbau PKL Tak Berjualan di Ruang Milik Jalan

SAMPIT – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kotawaringin…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Fleksibilitas Kerja ASN di Kotim Masih Dikaji

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut terbitnya Peraturan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Finalisasi Dokumen Kontingensi 2025–2027 Masuki Tahap Akhir

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat kesiapsiagaan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:04

Pemkab Sosialisasi Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peningkatan…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Pengawasan Internal SOPD Perlu Diperbaiki

SAMPIT — Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM)…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Bupati Naikkan Target IPM dan Tekan Kemiskinan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat arah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers