SAMPIT – Persaingan sengit bakal terjadi di internal Partai Golkar Kotim. Tiga kader partai tersebut bakal bersaing memperebutkan posisi sebagai pendamping Taufiq Mukri dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kotim tahun 2020 mendatang. Taufiq sendiri masih melakukan penjajakan terhadap tokoh yang bakal mendampinginya.
”Saat ini masih menjajaki. Banyak yang meminta saya maju, sedangkan yang bersedia menjadi nomor dua ada beberapa orang, seperti Supriadi, Muhammad Arsyad, Zam’an, dan Sutik. Namun, kami belum bisa menentukan yang mana, karena masih menyiapkan diri,” kata Taufiq saat ditemui di acara Tasmiyahan cucunya yang ke-7, Minggu (9/6).
Tiga politikus yang jadi kandidat pendamping Taufiq merupakan kader Golkar, yakni Supriadi (Ketua DPD Golkar Kotim), Muhammad Arsyad (Wakil Ketua Media Massa dan Penggalangan Opini/Ketua Korda II Kotim-Seruyan DPD Golkar Kalteng), dan Zam’an (Wakil Ketua DPD Golkar Kotim). Sementara Sutik merupakan kader Partai Gerindra.
Taufiq sendiri merupakan Ketua PPP Kotim. Pada Pemilu Legislatif 17 April lalu, partai tersebut tidak mendapatkan perolehan kursi, sehingga apabila maju mencalon, harus berkoalisi dengan parpol lain. Sementara Partai Golkar hanya memperoleh enam kursi, sehingga apabila mengusung calon harus memiliki delapan kursi.
”Kalau pun kemungkinan saya bersama Supriadi atau Arsyad, berarti dari Partai Golkar dan berkoalisi dengan partai lain. Ada kemungkinan dengan Hanura atau PKS supaya lengkap,” katanya.
Ketiga partai tersebut, lanjutnya, kemungkinan akan mengusungnya. ”Cuma masih belum mantap lagi,” imbuhnya.
Meski demikian, Taufiq mengaku belum menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh partai politik di Kotim. Namun, dia menegaskan, siap mencalonkan diri dalam pilkada mendatang. ”Siap, insya Allah. Tetapi memang persiapan belum matang. Masih 20 persen,” ujarnya.
Taufiq optimistis elektabilitas atau tingkat keterpilihannya tinggi. Pasalnya, banyak pihak yang memintanya maju. Selain itu, jabatannya sebagai Wakil Bupati Kotim selama dua periode bersama Supian Hadi, membuat nama dan rekam jejaknya sudah dikenal luas oleh masyarakat.
Ditemui terpisah, Muhammad Arsyad mengatakan, masih melihat respons masyarakat. Namun, untuk pilkada mendatang dia siap maju melalui jalur partai. Pada Pilkada Kotim 2015 lalu, Arsyad maju melalui jalur independen.
”Dulu saat melalui jalur indepen semua keputusan ada di saya, tetapi karena sudah masuk ke partai politik, tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Tetap harus mengikuti mekanisme yang ada,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, Jalan Manggis V.
Arsyad menuturkan, keputusan siapa yang akan maju dari Partai Golkar harus melalui penjaringan. Survey internal akan dilakukan untuk menilai popularitas, elektabilitas, dan loyalitas. Hal itu menjadi tolok ukur dalam mengusung calon kepala daerah maupun wakilnya.
”Dari survei ini nanti akan ketahuan. Tetapi keputusan akhirnya ada di DPP untuk merekomendasikan. Jadi, saya hanya mengajukan saja,” ujarnya.
Arsyad mengaku belum ada persiapan apa pun terkait pilkada mendatang. Namun, dia sering ditanya sejumlah masyarakat terkait niatnya maju mencalonkan diri.
”Setiap pergi ke undangan, saya sering ditanya. Ada keinginan maju lagi tidak? Jadi, memang belum ada persiapan. Tetapi, insya Allah jika memang ada kesempatan untuk itu dan masyarakat mempercayakan saya, saya siap maju lagi,” ujarnya.
Mengenai koalisi partai, Arsyad belum mau menyebutkan. ”Dengan partai mana saja yang memang bisa untuk disandingkan. Kalau sudah dapat restu dari Partai Golkar, baru bisa menentukan koalisinya dengan partai mana. Yang jelas bayangannya sudah ada,” katanya.
Lebih lanjut Arsyad mengatakan, saat ini parpol masih sibuk mempersiapkan kelengkapan persyaratan untuk anggota dewan terpilih. Setelah itu rampung, baru bicara tentang pencalonan pilkada.
”Jadi, saat ini masih fokus menyelesaikan tahapan ini dulu belum sampai ke pembicaraan pencalonan bupati,” ujarnya.
Lebih lanjut Arsyad mengakui, apabila mencalonkan diri, sebenarnya ingin menjadi posisi nomor satu, alias calon bupati. Apalagi masyarakat yang mendorongnya maju juga ingin dia di jadi cabup.
”Inginnya nomor satu. Untuk pasangan calonnya kita lihat nanti, karena Partai Golkar itu memiliki mekanisme penjaringan dalam penentuan pencalonan,” ujarnya.
Kendati demikian, apabila nantinya dia ditakdirkan bergandengan dengan Taufiq Mukri sebagai calon wakil, Arsyad mengaku siap. ”Kalaupun takdirnya bersama Pak Taufik, pasti nomor dua, karena beliau sudah menjabat dua periode. Tidak mungkin menjadi nomor dua lagi. Insya Allah saya siap,” tegasnya.
Mengenai kesiapan anggaran, Arsyad enggan bersuara. Menurutnya, setiap calon yang memutuskan siap maju mencalonkan diri, jelas memerlukan biaya baik untuk sosialisasi maupun tahapan kampanye.
”Enggak banyak. Kami tidak bisa menyebut angka. Memang pesta demokrasi perlu biaya, soal berapa besarannya itu relatif,” ujarnya.
Sebelumnya, Supriadi juga percaya diri akan berpasangan dengan Taufiq Mukri. ”Memang banyak aspirasi dan kesamaan antara saya dengan Pak Taufiq. Beliau orang paling berpengalaman di birokrasi. Tidak perlu diragukan lagi serta memiliki basis massa yang jelas,” katanya pekan lalu. (hgn/ign)