SAMPIT – Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Apalagi hasil studi dan analisa dari pemerintah, lembaga nasional dan internasional menyimpulkan hampir seratus persen kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia disebabkan faktor manusia.
Karena itu, perlu perhatian yang serius dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim M Yusuf mengatakan, untuk pencegahan karhutla, digelar kegiatan penyadartahuan di seluruh wilayah kecamatan di Kotim.
Peserta yang dilibatkan kepala desa, tokoh, pemuka masyarakat, organisasi kepemudaan, relawan, dan anggota masyarakat peduli api (MPA). Menurut Yusuf, dari rilis BMKG menyatakan, tahun 2019 akan terjadi kemarau cukup panjang. Pihaknya berharap Kotim bisa terhindar dari karhutla.
”Ini menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan,” kata Yusuf saat membuka kegiatan Penyadartahuan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan untuk wilayah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Saranau dan Telawang di kantor BPBD Kotim (25/6).
Yusuf menambahkan, para peserta diharapkan dapat menjadi pemuda di lingkungannya untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, tetap menyosialisasikan kepada kerabat, tetangga, hingga masyarakat lainnya.
”Dengan melakukan itu, semua upaya mengurangi dampak dari kebakaran hutan dan lahan dapat dicegah,” ucapnya.
Yusuf juga mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan dalam bentuk apa pun, tidak membakar sampah di pekarangan rumah, dan menjaga lahan. Selain itu, melaporkan sedini mungkin jika ada kebakaran, baik kepada aparat setempat maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim. (soc/ton)