PALANGKA RAYA – Aparat Polres Palangka Raya berhasil menguak misteri kematian Eka Prihatiningsih (20), jenazah yang ditemukan tak bernyawa di dalam parit di Jalan Sanang, Palangka Raya. Gadis itu ternyata jadi korban kebiadaban pamannya sendiri, Suwito Widadno (55). Sebelum dibunuh, diduga kuat korban diperkosa terlebih dulu.
Polisi mengamankan Suwito di kediamannya. Sejumlah barang bukti diamankan, di antaranya ponsel, sepeda motor, helm, dan barbuk lainnya. Dari pemeriksaan sementara, sang paman membunuh keponakannya diduga karena berteriak saat diperkosa. Namun, kepada penyidik, Suwito membantah memerkosa.
Berdasarkan reka ulang yang digelar aparat dengan 23 adegan, kasus itu bermula ketika pelaku mengajak korban mencari ikan, Kamis (29/8) lalu. Ajakan pelaku langsung diiyakan korban. Eka lalu bertanya lokasi mereka mencari ikan dan dijawab pelaku, di sekitar ruas jalan arah Banjarmasin.
Sekitar pukul 15.00 WIB, pelaku dan korban berangkat menuju Jalan Sanang dari kediaman Suwito di Jalan Banteng. Mereka berboncengan menggunakan sepeda motor.
Tiba di lokasi, pelaku dan korban masuk ke semak-semak, menyusuri parit sejauh kurang lebih 500 meter dari pinggir jalan utama. Saat itulah tiba-tiba nafsu bejat Suwito muncul. Dia lalu mendekati dan berusaha memeluk serta mencium keponakannya dari depan. Namun, korban melawan dan berteriak.
Panik dengan teriakan itu, pelaku mencekik korban hingga meninggal dunia. Suwito lalu melepas celana korban hingga setengah bugil dan memasukkan jenazahnya ke dalam parit. Agar tak ditemukan, jenazah itu ditutupi menggunakan ranting dan daun kering. Setelah 23 hari kemudian, Sabtu (21/9), jenazah Eka yang membusuk baru ditemukan Slamet, warga yang berniat mencari ikan.
Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar menduga korban sempat diperkosa. Indikasinya, korban ditemukan tanpa celana alias setengah bugil. Karena korban melawan, akhirnya pelaku mencekiknya hingga tewas.
Dari hasil pemeriksaan, kata Timbul, di jenazah korban ditemukan luka di bagian tangan dan kaki. Luka itu dari senjata tajam dan tumpul. Ada pula bekas luka akibat hantaman senjata tumpul di wajah korban.
”Badan (korban) membusuk ketika ditemukan. Kasus ini berhasil diungkap setelah kami melakukan penyelidikan lokasi tempat tinggalnya di Palangka Raya,” ujarnya.
Suwito sendiri membantah telah memerkosa keponakannya. Dia hanya mengakui membunuh korban karena khilaf. Dia berniat memerkosa keponakannya sendiri karena terpengaruh menonton video porno. Mengenal celana korban yang dilepas, dia mengaku untuk memudahkannya mengikat korban.
”Saya membunuh karena dia teriak tolong-tolong sambil menjerit. Saya tidak memerkosa dan (hanya) mencekik saja. Saya peloroti celana untuk mengikatnya,” kata Suwito sambil tertunduk. (daq/ign)