PANGKALAN BUN – Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun angkat bicara terkait kemunculan kabut embun bercampur asap yang sempat melanda Pangkalan Bun dan Kotawaringin Lama.
Prakirawan BMKG Stamet Iskandar Pangkalan Bun, Rangga Setya mengatakan bahwa fenomena kabut yang terjadi pada beberapa hari ini disebabkan oleh tingginya kelembapan udara.
“Ditambah dengan vegetasi yang ada di Kobar menjadi faktor pendukung tambahan terjadinya kabut tersebut,” ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, terkait aroma asap yang masih tercium diduga akibat kebakaran di sejumlah lokasi baik itu di Kabupaten Kobar, Lamandau, dan Sukamara hingga Seruyan.
“Sampai saat ini angin masih bertiup di arah Tenggara-Selatan, sehingga asap dari wilayah Seruyan dapat memasuki wilayah Kobar dan sekitarnya,” lanjut Rangga.
Tidak hanya itu, langit yang cenderung cerah berawan pada sore hingga malam hari menyebabkan gelombang panjang dari bumi tidak mendapat hambatan oleh awan sehingga permukaan bumi menjadi lebih cepat dingin
“Hal tersebut jika ditambahkan dengan kelembapan udara yang tinggi dipermukaan akan meningkatkan potensi terjadinya kabut,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kolam, Muhammad Marhani tanggapi permintaan libur atau penundaan jam masuk sekolah akibat kabut embun bercampur asap pekat yang terjadi dalam beberapa hari ini.
Menurut Marhani permintaan itu cukup baik dan dapat dimengerti, tetapi hal itu tidak bisa langsung dilaksanakan mengingat kejadian ini bersifat temporer. Oleh karena itu Marhani meminta kepada para wali murid agar tanggap dan bijaksana dalam bersikap.
“Kejadian ini di luar kebiasaan dan tidak terprediksi sebelumnya sehingga segala kebijakan belum dapat diambil. Tetapi jika kejadian serupa terus menerus terjadi maka usulan tersebut akan kami sampaikan ke Dinas Dikbub Kabupaten Kotawaringin Barat,” ujarnya, Jumat (8/11).
Marhani mengakui bahwa dalam tiga hari terakhir kualitas udara di Kolam kurang baik tetapi pada Jumat pagi (kemarin) sudah mulai membaik dan boleh dikatakan sudah membaik dari sebelumnya meski masih ada kabut asap dan jarak pandang sekitar 100 hingga 150 meter.
“Jika kabut kembali terjadi agar orang tua bisa memberikan masker atau menunda keberangkatan anaknya ke sekolah sambil menunggu reda kabutnya. Pihak sekolah pasti akan memaklumi. Ya seperti saat turun hujan lebat di pagi hari sering para pelajar datang agak terlambat,” tambah Marhani. (gst/sla)