SAMPIT – Video panas yang beredar di grup layanan jual beli barang di Facebook wilayah Kota Sampit kian meresahkan warganet. Hal tersebut dinilai sebagai salah satu cara merusak generasi milenial di Sampit. Video yang tak seharusnya ditonton anak di bawah umur itu secara terang-terangan terus diunggah.
Ironisnya, tak ada penjelasan apa pun dari admin grup, wadah video itu menyebar bebas melalui fitur nonton bareng. Admin dinilai teledor dan wajib bertanggung jawab terhadap hal tersebut.
Saking kesalnya, Didi Syahwani, warga Sampit melalui akun Facebooknya bahkan meminta polisi menangkap admin tiga grup forum jual beli di Sampit. Mereka dinilai melakukan pembiaran sehingga video itu terus diunggah dan bisa disaksikan semua kalangan.
Unggahan statusnya yang ditulis Selasa (12/11) lalu menuai dukungan dari netizen. Mereka ramai-ramai mengutuk keras pelaku penyebar video itu. Siti, warga Sampit yang aktif di medsos juga kesal dengan tayangan itu. Dia mengharapkan pihak terkait bisa mengambil sikap.
”Video semacam itu bisa merusak generasi muda. Bahkan, ada video penganiayaan terhadap anak kecil. Hal demikian tak seharusnya ditayangkan,” tegasnya yang mengaku geram dengan tayangan tersebut.
Dari berbagai sumber yang dihimpun Radar Sampit, fitur nonton bareng itu merupakan fasilitas layanan tambahan yang diluncurkan Facebook awal 2018 silam. Fitur itu bebas digunakan pengguna Facebook dengan mengikuti beberapa langkahnya.
Ada beberapa pilihan yang bisa dilakukan pengguna Facebook untuk mengaktifkan fitur nobar tersebut. Facebook menyediakan beberapa opsi video yang dipilih, di antaranya video yang disarankan, video yang telah ditonton, video yang telah disimpan sebelumnya, dan video yang telah diupload di Facebook.
Disinyalir video yang meresahkan warganet Kotim itu lolos dari patroli admin Facebook meski diduga sudah dilaporkan beberapa pengguna. Pasalnya, dikutip dari techno.okezone.com, Facebook telah berupaya membersihkan konten pornografi di platform-nya dengan memperluas teknologi AI untuk memoderasi konten yang melanggar pedoman komunitas.
Tenologi itu juga mampu secara proaktif mendeteksi dan menandai revenge porn atau pornografi balas dendam. Gambar porno balas dendam juga dapat berupa foto dan video intim seseorang yang diunggah tanpa persetujuan subjek. Bahkan, alat AI yang dikembangkan Facebook mampu memastikan penyebar tidak akan lolos di Facebook dan Instagram. (ign)