SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Jumat, 15 November 2019 11:24
Masih Pakai Ejaan Lama, Menangis Melihat Wajah Nyaris Sama

Kisah Keluarga Beda Negara yang Terpisah Puluhan Tahun

LAMA TERPISAH: Lena Anamopa dan anaknya Arbaina Van Den Berg berfoto bersama keluarganya di Kotim.

Selama 30 tahun Lena Anamopa (53) bersama anaknya Arbaina Van Den Berg (19) terpisah dengan keluarganya di Indonesia. Warga negara Belanda itu lalu berupaya mencari keluarganya hingga akhirnya bertemu di Sampit.

DIAN TARESA, Sampit

Suasana haru sangat terasa saat Lena Anamopa bertemu Oktav Pahlevi dan keluarga besarnya di Sampit. Sepupunya itu menyambut Lena dengan sukacita. Tak hanya menyambangi keluarga di Sampit, Lena bersama anaknya juga diajak menyambangi keluarga di daerah Kuala Kuayan.

Lena terpisah dengan keluarganya di Indonesia karena mengikuti suaminya yang merupakan tentara Belanda berdarah Ambon dan ibunya warga Kuala Kuayan. Sekitar tahun 1950, ayah dan ibu Lena diminta memilih kewarganegaraan, Indonesia atau Belanda. Mereka memilih tetap menjadi WNI, namun tetap tinggal di Belanda hingga akhir hayatnya.

Meski orang tuanya WNI, Lena Anamopa bersama delapan saudara lainnya yang lahir di Belanda, otomatis menjadi warga negara kincir angin itu. Pada 1989 merupakan kunjungan terakhir ayah dan ibunya ke Indonesia.

Setelah itu, keluarga kehilangan kontak dan tidak pernah berhubungan sama sekali. Hingga tahun 2019, Lena Anamopa bersama keluarganya berniat mencari keluarga di Indonesia karena merasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya.

”Kebetulan Lena mempunyai teman orang Indonesia, khususnya dari Sampit yang tinggal di Belanda. Berbekal foto yang pernah diambil saat di Indonesia 30 tahun lalu, Lena memberanikan diri bertanya. Barang kali karena orang Indonesia dia mengenal keluarga yang tengah dicarinya,” tutur Oktav, Rabu (13/11).

Keberuntungan berpihak padanya. Akhirnya, nama dan nomor kontak Rahmawati berhasil diperoleh. Lena langsung menghubungi nomor tersebut.

”Agar Rahmawati percaya, saya menunjukkan foto keluarga. Akhirnya percaya dan saya bersama anak langsung merencanakan keberangkatan ke Indonesia,” ujar Lena.

Lena bersama anaknya menghabiskan waktu hinga sepuluh hari di Sampit. Kemudian, pada 13 November,  dia berangkat kembali ke Ambon dan dilanjutkan ke Bali untuk mengunjungi keluarganya di sana. Rencananya, 2 Desember nanti dia akan kembali ke Belanda.

”Saat berkunjung ke Kuayan, Lena bersama keluarga di sana video call dengan keluarga di Belanda. Semua meneteskan air mata karena melihat wajah yang mirip-mirip,” tutur Gita Anggraini, istri Oktav.

Terlihat mata yang berkaca-kaca saat Lena menceritakan betapa bahagianya ia menemukan keluarga yang ada di Indonesia.

”Tidak bisa berkata-kata lagi, karena saya merasa menemukan jati diri saya setalah sampai di sini. Saya senang berada di Indonesia, namun saya harus pulang karena saya sudah bersuami dengan orang Belanda serta anak-anak pun sudah bersekolah di sana. Saya akan sering berkunjung ke Indonesia,” ucap Lena.

Anaknya, Arbaina pun mengaku bahagia karena bertemu keluarga yang belum pernah dia temui selama ini. Dia mulai belajar menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Dayak. Sudah ada beberapa kosakata yang dikuasainya.

”Sesuatu yang spesial bertemu keluarga di Indonesia,” ucap Arbaina.

Lena sendiri sudah bisa berbahasa Indonesia. Pasalnya, semasa orang tuanya masih hidup, sering menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara. Dalam rumah, satu keluarga menggunakan dua bahasa.

Namun, karena lama tak ke Indonesia, Lena hanya memahami ejaan pada zaman orang tuanya hidup di Indonesia atau ejaan lama. Misalnya, penulisan jam, dia menulisnya dengan djam. Lena mengaku tetap bersemangat menggunakan bahasa Indonesia.

Dia juga menjelaskan, nama depan anaknya, Arbaina, merupakan pemberian neneknya yang asli orang Dayak di Kuayan. (dia/ign)


BACA JUGA

Jumat, 02 Mei 2025 15:34

Program Cetak Sawah Tingkatkan Kesejahteraan Petani

SAMPIT – Kementerian Pertanian merealisasikan program bantuan cetak sawah seluas…

Jumat, 02 Mei 2025 15:33

Jaring Bibit Unggul Siswa Sejak Dini

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendukung pelaksanaan…

Jumat, 02 Mei 2025 15:33

CPNS Kotim Dilarang Langsung Minta Pindah

SAMPIT – Sebanyak 205 calon pegawai negeri sipil (CPNS) formasi…

Jumat, 02 Mei 2025 15:32

May Day, Disnaker Ajak Buruh Jaga Harmoni dan Tingkatkan Diri

SAMPIT – Momentum Hari Buruh Internasional atau May Day 1…

Jumat, 02 Mei 2025 15:16

Ketua Dekranasda Kunjungi Galeri Kerajinan Pontianak

SAMPIT – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kotawaringin Timur…

Jumat, 02 Mei 2025 15:16

Pemkab akan Bantu Pondok Pesantren Bangun MCK

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana akan membangun…

Jumat, 02 Mei 2025 15:15

Kotim Cetak 4.216 Hektare Sawah

SAMPIT – Harapan petani di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) untuk…

Jumat, 02 Mei 2025 15:15

Siapkan Dua Hektare untuk Sekolah Rakyat

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendukung  program Sekolah…

Selasa, 29 April 2025 17:44

Kotim Lirik Pengolahan Lidah Buaya

SAMPIT — Dalam upaya meningkatkan potensi pertanian daerah, Pemerintah Kabupaten…

Selasa, 29 April 2025 17:43

Antisipasi Penumpukan Sampah, DLH Kotim Genjot Penataan TPA

SAMPIT – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers