SAMPIT – Pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Kotim Taufiq Mukri-Supriadi (PANTAS) memastikan tidak menggunakan mahar dalam Pilkada Kotim. Keduanya sukses memboyong NasDem dan Golkar sebagai koalisi untuk bertarung dalam pesta demokrasi Desember nanti.
”Tak ada mahar. Kalau yang bilang masih pakai mahar, perlu diragukan kemampuan politiknya. Politik ini bagaimana kita membangun jaringan dan komunikasi,” kata Supriadi, Senin (27/7).
Pasangan tersebut dipastikan akan melenggang bertarung di Pilkada Kotim nanti. Terkait formulir B-1 KWK akan diserahkan setelah Hari Raya Iduladha. ”Penyerahan B-1KWK akan bersamaan dengan penyerahan untuk bakal calon gubernur dan wakil gubernur Kalteng. Tapi, yang jelas untuk pasangan PANTAS sudah aman dan ditandatangani. Tinggal menunggu penyerahan,” kata Supriadi.
Supriadi menuturkan, dia bersama Taufiq sukses melakukan lobi tanpa mahar karena memang koalisi yang dibangun berasal dari pusat. Golkar-NasDem di DPP memiliki kesepakatan mengusung keduanya sejak awal. Supriadi membocorkan nama yang terlibat dalam membidani koalisi, di antaranya Ahmad Doli Kurnia yang juga Ketua Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar.
Selain itu, dari NasDem yang berjibaku langsung adalah Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Prananda Surya Paloh. Keduanya merupakan orang yang selama ini berperan di belakang pasangan Taufiq-Supriadi.
”Kalau orang main mahar itu bohong besar dan DPP NasDem maupun Golkar menegaskan pengurus daerah kalau ketahuan menarik mahar kepada kandidat, akan disanksi atau dipecat dari kepengurusan partai,” tegasnya.
Supriadi memastikan partai pengusung keduanya adalah NasDem dan Golkar dengan kekuatan 10 kursi di DPRD Kotim. Selain itu, ada sejumlah partai pendukung bergabung ke koalisi, di antaranya Partai Solidaritas Indonesia, Partai Garuda, dan PPP. Supriadi yakin bisa memenangkan pilkada kali ini. Dia menantang semua calon bertarung secara fair dan tidak menghalalkan segala cara.
”Jangan sampai mengandalkan uang untuk meraih kekuasaan dan jabatan. Mari kita jadikan Pilkada Kotim sebagai demokrasi yang bersih dan beretika,” tandasnya. (ang/ign)