Mantan Bupati Kotim Wahyudi Kaspul Anwar menjatuhkan dukungan pada pasangan bakal calon Halikinnor-Irawati. Dia hadir langsung pada deklarasi pasangan bakal calon tersebut Jumat (4/9) lalu di Ikon Jelawat.
HENY, Sampit
”Mereka semua kawan. Mereka semua bagus dan baik. Tapi, tujuan kedatangan saya ke sana (menghadiri deklarasi) tentu jelas arahnya," kata Wahyudi yang pernah menjabat Bupati Kotim periode 2000-2005 dan 2005-2010 ini.
Wahyudi yang ketika itu baru saja tiba dari perjalanan Palangka Raya menuju Sampit menyambut baik kehadiran Radar Sampit di rumah makan miliknya Jalan Usman Harun, Minggu (6/9).
Suasana pinggir sungai disertai angin sepoi-sepoi membuat pria berusia lebih setengah abad ini terlihat santai bercengkrama dengan Radar Sampit. Sambil ditemani secangkir kopi hitam yang sudah separuh diseruput, Wahyudi mengisahkan sosok keempat paslon yang memiliki kesan tersendiri bagi dirinya.
Dia memulainya dengan sosok HM Taufiq Mukri. Sosok bakal calon bupati yang berpasangan dengan Supriadi itu dikenalnya cukup baik saat dia memimpin. Sosok Taufiq ketika itu dinilai cukup berperan dalam membantu menjalankan roda pemerintahan.
”Saya melihat semua calon itu baik. Pak Taufiq itu teman baik saya. Mulai saya menjabat dulu, seingat saya pernah menjabat jadi asisten dua, pernah jadi Ketua Bappeda yang sekarang disebut Kepala Bappeda dan pernah menjabat sebagai Kabag Ekonomi Setda Kotim," kenangnya.
Bakal calon lainnya, Muhammad Rudini, merupakan keponakannya. ”Rudini itu ponakan saya. Ayahnya, alm Darwan Ali, sepupu saya dua kali. Jadi, ibu saya dan ibunya Darwan Ali saudara sepupu," ungkap pria yang tanggal 18 Agustus bulan lalu genap berusia 69 tahun ini.
Wahyudi mengaku dekat dengan kekeponakannya tersebut. Bahkan, baru-baru ini Rudini ingin mengajaknya berbincang. Namun, ketika itu posisi Wahyudi masih di Palangka Raya.
Balon lainnya, Suprianti Rambat, sudah lama dikenalnya. Sejak merintis usaha hingga sukses membangun bisnis properti. "Saya ingat ketika itu saya masih menjabat sebagai Ketua Bappeda dan beliau satu-satunya orang yang merintis bangun usaha bisnis perumahan di Sampit sekitar tahun 1997-1998 sampai sekarang," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Bappeda Kotim sejak 1995-1998 ini.
Di antara ketiga paslon yang dia kenal baik, ada paslon yang lebih membuat hati nuraninya terketuk untuk menjatuhkan pilihan, yakni Halikinnor dan Irawati. Hal itu terbukti saat dia datang menghadiri deklarasi pencalonan Halikinnor-Irawati yang ketika itu dihadiri oleh pengurus partai pengusung yakni PDIP.
Kehadirannya kala itu juga tak sendirian. Ada sosok Thamrin Noor yang juga Ketua Partai Berkarya dan pernah menjabat Wakil Bupati Kotim periode 2000-2005, Amrullah Hadi (Wakil Bupati Kotim periode 2005-2010). Keduanya merupakan sosok pendamping Wahyudi selama menjalankan roda pemerintahan Kotim di masa kepemimpinannya.
Sinyal dukungan tersebut semakin kuat setelah mereka berempat, yakni Bupati Kotim Supian Hadi yang hingga kini masih menjabat aktif, Wahyudi, Thamrin, dan Amrullah Hadi, berfoto bersama pada deklarasi paslon Halikinnor-Irawati.
”Kami datang ke situ jelas tujuannya (mendukung) dan kami berempat siap mendukung (Halikinnor)," ujarnya.
Kehadirannya tersebut juga sekaligus mengobati rindu berjumpa teman lama.
"Banyak teman lama juga datang. Pak Willy, Pak Arton dan Pak Sigit juga datang. Mereka semua teman. Ke sana seperti reunian," ucapnya.
Ditanya maksud pilihannya yang jatuh ke paslon Halikinnor-Irawati, Wahyudi mengaku sangat mengenal sosok Halikinnor. Bahkan, aura kepemimpinan itu sudah dilihatnya sejak Halikinnor masih menjabat sebagai Sekretaris Camat Kotabesi.
”Pak Halikin itu pengkaderan PNS-nya di Kotabesi. Mulai menjadi staf di Kecamatan Kotabesi dan ketika itu saya masih di Bappeda dan setelah itu naik jabatan sebagai Kepala Bagian Urusan Pemerintahan di Kecamatan Kotabesi," ungkapnya.
Berselang beberapa tahun, Halikinnor naik jabatan menjadi Sekcam Kotabesi. ”Saya lupa tahunnya dan ketika itu saya sudah menjabat sebagai Bupati Kotim. Dari jabatan Sekcam ini, saya sudah melihat aura kepemimpinannya. Dalam pandangan mata saya, orang punya kelebihan memimpin," ujarnya.
”Apalagi Halikinnor merupakan keponakannya Mantan Gubernur Asmawi Agani," tambahnya.
Selanjutnya, Wahyudi kembali mengangkat Halikinnor menjabat sebagai Camat Mentawa Baru Ketapang. ”Kemudian saya angkat jadi Camat Mentawa Baru Ketapang, lalu pindah jabatan menjadi Kabag Ekonomi. Seingat saya waktu itu menggantikan Pak Sulaiman yang pindah ke Seruyan," ucapnya seraya mengingat kembali.
Sepak terjang Halikinnor terkenang jelas dalam ingatan Wahyudi. Bahkan, menurutnya, Halikinnor sudah cukup matang memimpin daerah. ”Saya melihat dan menyaksikan sendiri sepak terjangnya. Bagi saya, dia sudah cukup matang untuk memimpin wilayah Kotim. Karena, dia bukan muncul tiba-tiba, tapi sudah merasakan memimpin dari bawah di tingkat kecamatan," ujarnya.
Wahyudi mengaku sering berkomunikasi dengan Halikinnor. Bahkan sebelum PDIP mengusung sebagai calon bupati Kotim.
”Selama ini yang selalu menghubungi saya itu Pak Halikin dan timnya. Bahkan, sebelum niat mencalonkan diri mencuat ke publik. Jadi, saya sering komunikasi berikan saran dan motivasi," ungkapnya.
Sikap Halikinnor membuatnya merasa dihargai. Terlebih kepada pemimpin terdahulu.
”Calon-calon yang lainnya belum ada yang komunikasi dan paling tidak sikap dia (Halikinnor) tetap menghargai saya sebagai pendahulunya," ujarnya.
Dia berharap masyarakat dapat bersikap cerdas dan rasional dalam menentukan sosok Bupati Kotim 2021 ke depan.
”Kita membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki kemampuan. Tetapi bukan berarti calon yang lain tidak mampu. Karena, dalam Pilkada ini kita harus memilih. Maka pilihlah sesuai dengan hati nurani dan secara rasional. Jadi, kalau berbeda tidak jadi masalah, perbedaan itu mendewasakan kita, bahwa kita tak harus selalu sama dalam menentukan pilihan," tandasnya. (***/ign)