SAMPIT – Menjaga dan mempertahankan kearifan budaya lokal merupakan kekayaan daerah yang tak ternilai harganya. Pasangan calon bupati dan wakil bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Taufiq Mukri - Supriadi (PANTAS) menegaskan, nilai luhur budaya kearifan lokal dan sejarah Kotim harus terus dipertahankan. Jangan sampai memudar ditelan zaman.
”Revitalisasi budaya kearifan lokal di Kotim sudah bagian dari identitas dan kekayaan daerah yang tidak ternilai harganya. Jangan sampai sejarah Kotim memudar dan tidak dikenali anak cucu kita di masa depan," kata Taufiq.
Untuk mempertahankan sejarah Kotim tetap ada, PANTAS akan mempersiapkan penyusunan buku sejarah Kotim dan memasukkannya ke dalam mata pelajaran sejarah.
”Penting bagi anak cucu kita mengetahui sejarah di Kotim. Sejarah di Kotim tak boleh lekang dimakan waktu. Karenanya, agar sejarah itu tetap eksis, kami akan mempersiapkan pembuatan buku sejarah di Kotim yang dapat dipelajari anak cucu bangsa sehingga menjadi bahan pengetahuan bagi generasi muda," ujarnya.
Taufiq mengatakan, budaya kearifan lokal dapat menjadi panduan dalam mengembangkan proses pembangunan daerah yang tak lepas dari nilai-nilai sejarah. ”Tanpa sejarah, Kotim tidak punya identitas. Dengan sejarah, Kotim dapat memiliki identitas dan ciri khas yang akan terus dikembangkan dalam proses pembangunan di masa depan," ujarnya.
Selain itu, PANTAS bertekad membangun pusat kesenian daerah sekaligus memperkuat peran Dewan Kesenian Daerah untuk mengoptimalkan pelaku seni dan budaya di Kotim. ”Para pelaku seni harus kita rangkul dan dukung karyanya. Tanpa mereka, siapa lagi yang bisa membuat Kota Sampit menjadi indah dan nyaman dipandang mata," ujarnya.
Tak cukup sampai di situ, mempertahankan nilai budaya terus dibuktikan dengan merencanakan pembangunan Huma Betang di Kota Sampit yang sudah menjadi ciri khas di Kalteng. ”Kami akan bangun Huma Betang di Sampit dan lakukan revitalisasi museum kayu yang bertujuan untuk mempertahankan kearifan budaya lokal sekaligus menjadi bahan edukasi untuk masyarakat sekitar dan pendatang," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, penguatan identitas budaya daerah di Kotim akan terus dipertahankan melalui peningkatan sarana pada bangunan pemerintahan, lembaga pendidikan, dan bangunan lainnya. ”Kotim harus berbudaya dengan terus mempertahankan budaya lokal daerah melalui penguatan identitas daerah yang akan menjadi identitas Kotim sesungguhnya," tandasnya. (hgn/ign)