SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Rabu, 02 Desember 2020 17:22
Makin Gawat!!! Bencana Klaster Keluarga, Rumah Sakit Kelimpungan

Penerapan Protokol Kesehatan Sangat Longgar

ILUSTRASI.(FAISAL/RADAR SAMPIT)

LONJAKAN kasus positif Covid-19 di Kabupaten Kotawaringin Barat kian tak terkendali. Sebagian besar pasien positif berasal dari klaster keluarga. Situasi itu jadi peringatan bagi semua pihak agar lebih ketat menerapkan protokol kesehatan supaya tak memicu ledakan penambahan kasus positif.

Kepala Dinas Kesehatan Kobar Ahmad Rois mengatakan, dalam beberapa hari terakhir jumlah pasien bertambah rata-rata puluhan orang. Kemarin tercatat sebanyak 67 pasien baru Covid-19. Berdasarkan hasil pelacakan, penambahan pasien ada hubungan erat dengan pasien positif sebelumnya.

”Kasus Covid-19 ini sudah transmisi lokal. Mereka yang terkena Covid-19 ini kebanyakan tertular dari keluarga. Riwayat bepergian juga tidak menjadi faktor tertularnya pasien," ujarnya, Selasa (1/12).

Penambahan Covid-19 ini membuat tenaga medis tak henti melakukan tracking dan tes usap para keluarga yang mempunyai kontak erat dengan pasien. Pelaksanaan tes usap terus dilakukan dan masih ada ratusan yang menunggu hasil.

”Masyarakat harus waspada dan tidak lengah dengan menjalankan prokes, karena menjalankan prokes ini salah satu kunci utama,” katanya.

Dia meminta masyarakat saling peduli. Pasalnya, tim medis juga bisa kewalahan apabila peningkatan kasusnya terus bertambah besar. ”Seperti sekarang ini, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin Pangkalan Bun itu tengah mencari relawan untuk tenaga medis. Begitu juga membutuhkan banyak APD untuk tim medis,” katanya.

Berdasarkan data, total kasus Covid-19 di Kobar tercatat sebanyak 1.053 kasus. Rinciannya, jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 dalam perawatan sebanyak 323 orang, pasien sembuh 715 orang, dan 15 pasien meninggal dunia.

Penyebaran terbanyak berada di Kecamatan Arut Selatan, dengan penambahan sebanyak 63 orang terpapar virus korona, sehingga total jumlah warga Arut Selatan yang dirawat mencapai 246 orang. Kemudian disusul Kecamatan Kumai dengan jumlah 52 orang karena kembali mendapat penambahan sebanyak 3 orang.

 

Longgar

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Habib Ismail Bin Yahya dalam kunjungannya ke Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), memberikan arahan terkait peningkatan kasus positif Covid-19 yang juga melonjak drastis. Habib juga menilai penerapan protokol kesehatan di Kotim masih longgar.

”Kami menyoroti tentang meningkatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kotim. Agak kaget melihatnya, sehingga kami ke sini untuk bertanya kendala apa saja yang terjadi di Kotim, sehingga terjadi peningkatan kasus yang cukup signifikan," kata  Habib Ismail.

Habib Ismail berniat menawarkan kerja sama dan bantuan dari Pemprov Kalteng untuk Kotim dalam upaya penanganan kasus Covid-19. ”Kami dengar alat swab rusak, kapasitas rumah sakit sudah tidak memadai. Untuk itu, kami datang untuk memberikan solusi agar secepatnya ini ditanggulangi," katanya.

Habib Ismail meminta Pemkab Kotim memulai mengurangi kegiatan di masing-masing satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) yang bersifat mengumpulkan orang banyak. Bahkan, jika bisa dengan menghilangkan kegiatan tersebut. 

”Ini yang  sudah berlangsung di provinsi. Mengurangi kegiatan SOPD, tidak mengundang SOPD lain atau kepala desa, bahkan masyarakat. Sebab, kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan kerumunan massa. Begitu juga kehadiran wartawan, agar jaga jarak," sebutnya.

Di samping itu, menurutnya, kantor dinas menerapkan aturan tertentu untuk mencegah timbulnya penyebaran. Dia juga menyarankan agar aparat penegak hukum membatasi izin keramaian untuk masyarakat umum. ”Kami imbau untuk membuat acara kecil-kecilan saja," katanya.

Habib Ismail mengungkapkan, saat berkunjung ke Sampit, warung makan atau restoran longgar dalam penerapan protokol kesehatan. Bahkan, pemiliknya saat melayani tidak menggunakan masker. 

”Sampit ini kami lihat bebas sekali, karena kami lihat memang warung atau rumah makan di sini bebas bukan main,” ucapnya.

Dia berharap pengawasan lebih ketat dari pihak terkait. Selain itu, izin beroperasi tempat hiburan malam sebaiknya jangan dikeluarkan dulu. ”Izin keramaian harus dibatasi dan juga lakukan evaluasi tempat wisata. Selain itu, bloking area juga harus dilakukan terhadap wilayah yang tinggi penyebaran Covid-19,” katanya.

Bloking area menurutnya, merupakan salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran. Sebab pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat ini tidak mungkin dilakukan karena akan menghancurkan pergerakan ekonomi.

”Tolong, bagaimana caranya diblok terhadap desa atau kelurahan yang zona merah. Tidak perlu dilakukan PSBB. Di daerah zona merah tersebut bisa dilakukan treatment agar risiko tertular menjadi kecil," tandasnya. (rin/tyo/sla/yn/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers