SAMPIT – Hasil perolehan suara Pilkada Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diwarnai kejutan dari pasangan calon Muhammad Rudini-Samsudin. Pasangan dengan jargon Kotim Bercahaya ini mampu mendulang suara cukup besar. Tak tanggung-tanggung, paslon nomor urut 4 tersebut untuk sementara unggul di enam kecamatan, termasuk menguasai wilayah Kota Sampit.
Hal tersebut tergambar dalam data Sirekap KPU pada laman https://pilkada2020.kpu.go.id sampai pukul 20.00 WIB, Kamis (10/12). Keunggulan pasangan Bercahaya menguasai kecamatan bahkan melebihi paslon Halikinnor-Irawati (HARATI) yang hanya unggul di tiga kecamatan. Padahal, pasangan HARATI menempati urutan teratas perolehan suara sementara dengan 32,5 persen .
Dalam prediksi sejumlah kalangan sebelumnya, pesaing berat HARATI adalah paslon nomor urut 2, Suprianti Rambat-Muhammad Arsyad (SUPER). Musababnya, gerilya Suprianti dinilai sangat masif dalam menggaet suara. Namun, saat pemilihan, perkiraan itu meleset. Meski demikian, pasangan SUPER mampu unggul sementara di enam kecamatan, meski berada di posisi tiga perolehan suara.
Berdasarkan hasil survei Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP) sebelum pemungutan suara dilakukan, elektabilitas Rudini-Samsudin hanya berada di urutan ketiga dengan 20,68 persen, di bawah pasangan HARATI dengan 36,83 persen dan SUPER 21,59 persen. Sementara pasangan Taufiq Mukri-Supriadi (PANTAS) berada di urutan terakhir dengan 10,23 persen.
Dari penelusuran Radar Sampit, sejumlah pemilih Kotim Bercahaya tertarik mencoblos pasangan itu karena alasan politik identitas, yakni agama. ”Saya memilih Rudini karena beliau agamanya bagus. Pasangannya juga seorang ulama,” kata seorang warga Kecamatan Baamang yang meminta namanya tak disebutkan.
Di Baamang yang merupakan wilayah perkotaan, perolehan suara sementara Kotim Bercahaya unggul dibanding calon lainnya, yakni sebanyak 2.504 suara. Pesaing terdekatnya HARATI dengan 1.931 suara.
”Saya tadi pilih calon bupati nomor empat, karena diberi tahu anak supaya pilih nomor itu saja. Padahal, saya belum pernah ketemu. Kata anak saya, calon nomor empat itu religius. Bagus agamanya,” kata warga lainnya.
Komentar serupa disampaikan sekitar delapan pemilih Rudini-Samsudin lainnya yang diwawancarai langsung. Mereka mengaku tak pernah bertemu dengan paslon tersebut, bahkan tak tahu visi dan misi serta program yang akan dijalankan untuk Kotim ke depannya.
Fakta itu selaras dengan survei perilaku pemilih di Kotim yang dilakukan LSKP, salah satu sister company dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI-Denny JA). Direktur LSKP Sunarto Ciptoharjono mengatakan, ada banyak alasan seseorang untuk memilih. Pertama, kesamaan identitas. Orang akan cenderung memilih identitas yang sama daripada yang berbeda.
Kedua, opini publik. Ketika orang dipersepsikan berhasil, biasanya orang akan memilih yang berhasil. Ketiga, kompetensi melalui debat publik, di mana orang bisa mengukur sejauh mana kandidat itu berkompeten.
”Karakter pemilih Kotim sebagian besar memilih karena kesamaan identitas daripada memilih berdasarkan program atau kompetensi atau hal menyangkut visi, misi. Tapi, saya belum detail meneliti soal politik identitas. Tapi, secara garis besar, orang lebih nyaman memilih kandidat yang punya tingkat kesamaannya lebih tinggi daripada perbedaannya, baik agama, suku, ras, dan lainnya," katanya.
Sebelumnya, klaim kemenangan disampaikan Halikinnor yang mengacu hitung cepat LSKP. Paslon HARATI unggul dengan perolehan suara 34,27 persen, disusul Rudini-Samsudin 29,71 persen, Supriati-Arsyad 24,08 persen, dan pasangan Taufik Muqri-Supriadi sebesar 11,94 persen. LSKP merupakan salah satu lembaga kredibel dalam melakukan hitung cepat pilkada.
Berdasarkan catatan selama berlangsungnya pemilu di Indonesia, hasil hitung cepat yang dirilis lembaga survei resmi, nyaris tak jauh berbeda dengan hasil perhitungan manual oleh KPU. Karena alasan itulah, pasangan HARATI mengklaim kemenangan. Apalagi selisihnya dengan pesaing terdekat cukup besar, yakni sekitar lima persen.
Sementara itu, cabup Kotim Muhammad Rudini meminta seluruh tim dan relawan agar mengawal ketat proses perhitungan dan tahapan di lapangan. Pihaknya yakin Kotim Bercahaya akan menjadi pemenang pilkada.
”Kepada seluruh tim pemenangan, relawan, kawan-kawan dan keluarga besar serta pendukung Kotim Bercahaya, mohon tetap semangat dan solid. Jangan kendor dan data ini belum real. Kami masih menungu data masuk. Insya Allah berkat perjuangan dan Allah meridhoi, hasilnya akan memuaskan. Mohon jaga di lapanan kertas suara sampai nanti perhitungan pleno di kabupaten,” tandas Rudini.
Sirekap KPU pada laman https://pilkada2020.kpu.go.id sampai pukul 02..00 WIB, Jumat (11/12). HARATI masih unggul dengan perolehan 32,9 persen. Selanjutnya, disusul Kotim Bercahaya dengan perolehan 28,5 persen. Sedangkan SUPER merangkak naik menjadi 27,0 persen. Dan, PANTAS dengan perolehan 11,6 persen .(ang/ign)