PANGKALAN BUN – Pengemudi Fortuner penyebab kecelakaan tragis di pusat Kota Pangkalan Bun, Ramlan (55), terancam pasal berlapis. Warga RT 10, Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) itu merupakan mantan narapidana kasus penganiayaan berat yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia.
Pemodal pinjaman uang dan kredit barang-barang elektronik tersebut menghabiskan waktu beberapa tahun di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Pangkalan Bun.
”Saudara R ini pernah menjadi warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Pangkalan Bun dan tahun 2017 silam sudah bebas," kata Kasi Bimbingan Narapidana dan Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Kelas IIB Pangkalan Bun Peni Hadi, Senin (28/12).
Bebas dari penjara, Ramlan yang semula merupakan warga Kumai Hilir itu pindah dan menetap di Perum Pering Kuning, Desa Kapitan. Dia terkenal di lingkungannya sebagai pribadi yang biasa saja. Bahkan, ketua lingkungan setempat mengaku tidak pernah melihat Ramlan berperilaku negatif, termasuk mabuk-mabukan.
Ketua RT 10, Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai, Sumarah, mengatakan, mobil Fortuner hitam yang menabrak sejumlah kendaraan roda dua dan empat tersebut merupakan milik Ramlan. Pria itu baru sekitar delapan bulan memiliki mobil tersebut dengan status kredit.
”Saya jujur kaget mengetahui peristiwa tersebut, karena selepas bebas dari penjara, dia tidak pernah membuat ulah di lingkungannya, bahkan saya tidak pernah melihat yang bersangkutan mabuk," katanya.
Sebelum tertangkap TNI AU Lanud Iskandar di Desa Pasir Panjang, Ramlan bersama dua temannya, Ardiansyah dan Syamsul, menenggak empat botol minuman beralkohol di kafe Jalan Pemuda, Kompleks Pasar Palagan Sari.
Selepas pesta miras, Ramlan yang sudah dalam kondisi mabuk menyetir mobil Fortuner berwarna hitam KH 1268 GP itu menuju pulang. Rekannya, Ardiansyah, duduk di sebelahnya dan Syamsul tertidur di jok belakang.
Korban pertamanya adalah kendaraan roda dua yang dikendarai Atik Umiyati. Atik nyaris kehilangan nyawa akibat masuk kolong mobil. Beruntung sebelum Ramlan tancap gas, Ardiansyah dan Syamsul langsung melompat keluar dari mobil yang terbuka dan menarik Atik dari bawah kolong mobil. Ramlan langsung kabur meninggalkan dua rekannya ke arah Bundaran Pancasila.
Saat melarikan diri, mobil Ramlan kembali menabrak mobil lainnya yang dikendarai Jarwo. Ramlan seolah tidak peduli dan terus memacu mobilnya. Tepat di depan Pospol Bundaran Pancasila, Ramlan juga menabrak mobil lain warna hitam dengan Nopol D 1244 VPB yang ditumpangi satu keluarga hingga terbalik.
Kemudian mobil melaju ke arah Jalan Iskandar Pangkalan Bun dan menabrak Desti (16) yang mengendarai motor matik hingga mengalami luka ringan di depan Untama Pangkalan Bun.
Aksi ugal-ugalan Ramlan bukannya berhenti. Dia justru kian tancap gas membawa mobilnya masuk ke arah kompleks kesatrian Angkatan Udara Lanud Iskandar. Di Pos TNI AU Desa Sungai Tendang, satu motor matik dilindasnya.
Aksi kejar-kejaran pun terjadi. Anggota TNI AU memburu Ramlan yang menuju Kumai serta masuk jalur alternatif Jalan DPR dan tembus ke jalan poros raya Pasir Panjang. Karena keramaian jalan akibat truk, mobil Ramlan akhirnya terjebak.
Pelariannya berakhir dengan wajah berdarah akibat pukulan massa. Dia langsung diserahkan ke polisi. Ramlan, Ardiansyah, dan Syamsul serta mobil Fortuner dan mobil maupun kendaraan lain yang jadi korban, diamankan di Satlantas Polres Kobar sebagai barang bukti.
Akibat aksi ugal-ugalan di jalan raya yang mengakibatkan beberapa pengendara roda dua dan roda empat luka-luka itu, Ramlan terancam hukuman sepuluh tahun penjara. Dua pasal yang disangkakan tersebut adalah Pasal 310 Ayat 2 Junto Pasal 229 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, karena dengan kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Ramlan dan dua rekannya sudah diamankan di Satlantas Polres Kobar untuk proses hukum lebih lanjut
”Selain itu, kami juntokan lagi dengan Pasal 312 Junto 321 Ayat 1, Huruf a, b, dan c, tentang UU Nomor 22 Tahun 2009, dengan hukuman tiga tahun penjara," kata Kapolres Kobar AKBP Devy Firmansyah, Senin (28/12).
Dia juga memastikan seluruh korban dalam keadaan selamat. Terkait kerugian materil dengan total Rp 50 juta, Satlantas akan memfasilitasi untuk dilakukan mediasi agar diselesaikan secara kekeluargaan. (tyo/sla)