SAMPIT – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit bersama aparat kepolisian kembali memasang dua umpan buaya di sekitar bantaran Sungai Mentaya, Desa Pelangsian, Senin (4/1). Langkah tersebut sebagai upaya memancing buaya yang menyerang warga setempat, Bahriah (74).
”Umpan yang kami pasang ada dua. Umpan ini kami letakkan di dua tempat berbeda, namun tidak jauh dari lokasi serangan buaya. Umpannya dua ekor itik,” kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit Muriansyah.
Menurutnya, pemasangan umpan atau jerat buaya ini merupakan langkah yang akurat untuk menangkap atau mengamankan buaya di bantaran sungai tersebut. Dia juga berharap warga setempat agar lebih berhati-hati lagi saat beraktivitas di sungai.
”Terutama pagi, sore, dan malam hari. Sebab, biasanya buaya mencari makan pada waktu-waktu tersebut. Selain itu, warga juga kami minta agar tidak membuang sampah rumah tangga ke sungai, karena itu dapat memancing kehadiran buaya,” bebernya.
Selain memasang alat pancing buaya, pihaknya juga telah memasang papan imbauan di sekitar Dermaga Pelabuhan Pelangsian serta di Desa Ganepo. Pemasangan tersebut dibantu petugas Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Kalteng dan Polsek Ketapang.
Seperti diberitakan, serangan buaya di Sungai Mentaya, Jumat (1/1) pukul 23.30 WIB lalu, menimpa Bahriah. Akibat serangan hewan buas tersebut, nenek tersebut putus lengan kiri. Selain itu, kaki kirinya patah dan luka robek.
Musim Buaya
BKSDA Pos Jaga Sampit mencatat kasus serangan buaya yang menimpa manusia telah terjadi selama 12 kali selama satu tahun terakhir di Kotim.
"Awal tahun tanggal 1 Januari 2021 terakhir menimpa Nenek Bahriah berusia 74 tahun," kata Muriansyah.
Muriansyah mengatakan, memasuki Desember - Maret rawan terjadi serangan buaya. Hal itu dikarenakan pada bulan-bulan tersebut musim buaya bertelur sehingga dirinya mengimbau agar masyarakat hindari beraktivitas di pinggir atau tepian sungai untuk menghindari bahaya yang bisa mengancam keselamatan nyawa manusia.
”Memasuki Desember sampai Maret rawan terjadi serangan buaya. Untuk warga tak henti-hentinya daya mengingatkan agar tidak tinggal ditepian sungai dan hindari beraktivitas dibantaran sungai," tegasnya.
Muriansyah menambahkan, kemunculan buaya bisa disebabkan karena dampak kerusakan alam atau ekosistem. Buaya kerap menampakkan wujudnya di perairan Sungai Mentaya khususnya di sekitar wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Utara dan Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut, Cempaga, dan baru-baru ini di Desa Pelangsian, Kecamatan MB Ketapang.
"Saya tidak bisa bilang di wilayah-wilayah itu (seperti yang disebutkan diatas) habitat. Tapi yang pasti populasi buaya di sana banyak itu benar adanya," tandasnya. (sir/hgn/ign)