Ulia Sari hanya bisa merintih kesakitan. Pipi, dagu, dan lehernya bengkak. Bahkan lidahnya sampai muncul ke depan, menutup lubang mulutnya.
RIA MEKAR, Lamandau
Air liur terus menetes dari bibir Alia Sari. Ibu dan neneknya dengan sabar mendampinginya wanita berusia 20 tahun ini. Sudah 10 hari terakhir, Ulia kesulitan makan dan minum. Tubuhnya lunglai.
Baru dua hari terakhir ia dipasangi infus di rumahnya, RT 2, Kelurahan Nangabulik, Kabupaten Lamandau. Keluarganya memiliki keterbatasan ekonomi sehingga tak berani membawanya berobat. Di samping itu mereka juga mengaku tidak siap membiayai operasi.
Relawan Peduli Lamandau (Rapela ) yang mendengar keberadaan warga yang kesulitan berobat ini langsung mendatanginya. Setelah dibujuk dan dijanjikan siap mendampingi selama masa pengobatan, akhirnya Aulia mau diajak berobat.
"Jika tidak segera diobati, kita khawatir kondisinya akan semakin memburuk dan menjalar kemana-mana. Sepertinya sudah infeksi dan butuh penanganan serius," ungkap HM Gojaliansyah dari Rapela.
Penderitaan Ulia sudah berlangsung cukup lama. Sebulan lalu tubuhnya sempat disengat tawon hingga tujuh titik. Belum sempat benar-benar sembuh, 13 hari lalu ia menderita sakit gigi hebat.
Setelah sakit gigi 3 hari, munculah bengkak tersebut. Bengkaknya menurut mereka tampak berpindah-pindah dan semakin membesar. Saat diantar ke dokter praktik, dokter angkat tangan dan menyarankan langsung dibawa ke RSUD Lamandau.
Meskipun sempat menangis ketakutan, akhirnya ia berhasil dibujuk untuk dibawa ke RSUD Lamandau untuk mendapat perawatan intensif. Beberapa orang yang simpati dengan kondisinya juga tampak langsung memberikan bantuan untuk biaya perawatan. (mex/yit)