PANGKALAN BUN - Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) terutama dipelosok desa masih kekurangan tenaga bidan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar Indrawan Sakti usai hari ulang tahun Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke 65 dan pengambilan sumpah dan janji bidan bagi anggota IBI di Aula Antakusuma, Kamis (12/5) kemarin.
Indrawan Sakti mengatakan, kekurangan tenaga kerja bidang Kebidanan ini tentu terkait dengan ketersediaan anggaran dan distribusi tenaga bidan yang masih menumpuk dalam satu Puskesmas. Namun dari sisi kinerja dirinya mengapresiasi dan memberi atensi yang sangat luar biasa kepada tenaga kerja bidan.
"Tugas pokoknya adalah upaya kesehatan anak, ada tiga indikator mellenium development goals yang itu seluruhnya mereka lakukan dengan baik. Tidak ada satu kabupaten pun di Kalimantan Tengah yang mencapai mellenium development goals kecuali Kotawaringin Barat," ujarnya.
Indrawan juga mengungkapkan, walaupun pada tahun 2014 dan 2015 lalu anggaran kesehatan mengalami penurunan, hal itu tidak menurunkan semangat para bidan untuk mengabdi. Yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah dan Dinkes adalah mengapresiasi kepada ibu-ibu bidan yang berada di pelosok daerah misal mendapatkan peningkatan tunjangan kinerjanya, insentif maupun pendidikan yang berkelanjutan.
"Saat ini masih ada 9 desa terpencil yang masih belum ada bidannya, nah ini melalui tenaga kontrak daerah yang sudah melakukan alokasi 2016 tapi masih kurang. Kami harap diperubahan ini ada tambahan sehingga tida ada lagi desa-desa yang tidak memiliki bidan, saat ini di Kobar ada 213 tenaga bidan saja," paparnya.
Sementara itu, Bupati Kobar Bambang Purwanto mengatakan, ia meminta kepada seluruh bidan yang bertugas di wilayah Kabupaten Kobar agar memantau dan mendampingi para ibu dan balita, dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian. Jika memang ditemukan masalah di lapangan, yang terkait dengan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat maka konsultasikan dengan aparat desa dan instansi terkait
"Target kita adalah angka kematian ibu dan anak, maupun gizi buruk di Kabupaten Kobar dapat ditekan menjadi seminimal mungkin,"imbuhnya.
Menurut bupati, tidak hanya tenaga kerja bidan yang kurang di desa terpencil, tenaga pendidikan juga masih kurang. Hal ini yang perlu diusulkan karena tentunya tenaga bidang tersebut sangat diperlukan oleh masyarakat Kabuapten Kobar.
Bupati juga memberikan dukungan sepenuhnya terhadap tenaga kerja bidan, agar kedepannya menjadi lebih baik lagi. Kedepannya Pemkab Kobar akan menganggarkan untuk meningkatkan kemampuan tenaga bidan. "Ketika kita meminta kinerja yang bagus kepada teman-teman bidan, tetapi harus kita dukung juga peningkatan SDM nya, kemudian operasional di lapangan, ketersediaan obat termasuk juga transportasinya juga kita pikirkan, agar bidan melakukan tugas secara optimal," pungkasnya. (jok/gus)