Ibu mana yang tak luka hati melihat putrinya dinodai ayah kandungnya sendiri. Apalagi saat diperkosa berkali-kali oleh sang ayah, anak bungsunya, RN, masih berusia empat tahun. Hampir dua tahun berlalu, pelaku yang telah kabur itu tak kunjung tertangkap. Sang ibu terus menitikkan air mata mengenang kisah tragis nan memalukan itu.
Kasus itu sudah dilaporkan kepada kepolisian pada Maret 2015 lalu. Tapi pelaku belum tertangkap. Masih bebas berkeliaran di saat anak dan istrinya menanggung sakit hati dan malu luar biasa.
Saat dikunjungi Radar Sampit, sang ibu sebenarnya sudah enggan mengungkit kisah pilu itu. Dia bahkan mengaku tak percaya lagi dengan janji aparat kepolisian menangkap suaminya.
Namun dengan harapan lelaki bejat itu segera tertangkap, sang ibu rela bercerita lagi kepada media. Dia berharap masyarakat bisa membantu mengenali suaminya yang melarikan diri dan melaporkannya kepada aparat untuk dihukum seberat-beratnya.
Ibu korban menuturkan, ia merupakan perantauan dari Lampung. Niatnya ke Lamandau mencari nafkah dengan bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit. Suaminya menyusul delapan bulan kemudian, dengan niatan ingin memperbaiki kembali hubungan rumah tangga mereka yang sempat retak.
Waktu berlalu sampai pada 2015, suaminya pergi ke Jakarta hingga berbulan-bulan. Barulah RN, anaknya, seringkali menanyakan keberadaan ayahnya yang tidak kunjung datang.
”Karena capek ditanya terus, akhirnya saya jawab saja ayahnya sudah mati. Barulah dia berani berterus terang kalau ‘anu’-nya dia telah dimasuki oleh ‘itu’-nya bapaknya," ucapnya lirih.
Bagai petir di siang bolong, pengakuan anaknya tersebut sangat menyakitkan. Sang ibu pun memeriksakan alat vital anaknya ke puskesmas. Dan benar, alat vital anaknya telah hancur.
Apalagi pengakuan anaknya, ayahnya seringkali melakukan hubungan badan terlarang tersebut. Diduga hampir setiap hari selama empat bulan sang ayah telah mencabuli putrinya sendiri. (mex/dwi)