SAMPIT – Setelah beberapa pekan menghilang, Bupati Kotim Supian Hadi akhirnya kembali muncul sebagai pembina upacara peringatan hari jadi ke-59 Provinsi Kalimantan Tengah di halaman kantor Pemkab Kotim, Senin (23/5). Supian juga membuka acara forum gabungan perangkat daerah Kotim dalam rangka membahas rancangan rencana strategis perangkat daerah.
Disinggung mengenai ketidak hadirannya selama ini, Supian membantah telah mengabaikan tugas di daerah. ”Yang pasti saya 14 hari di rumah sakit dan tiga hari pemulihan baru kembali ke sini. Selama check up dua hari sekali, seharinya kita gunakan untuk koordinasi dengan beberapa kementerian di pusat bersama beberapa kawan-kawan SKPD lain. Ini untuk mencari dana yang disesuaikan dengan program-program kita lima tahun ke depan,” ungkapnya Supian.
Program pembangunan yang dikoordinasikan dengan kementerian, salah satunya mengenai Jembatan Mentaya. Urusan jembatan sepanjang 1,5 kilometer ini, kata Supian Hadi, tidak mudah. Pembangunannya memakan dana hampir Rp 1 triliun.
”Inilah saya kemarin sambil check up di sana sambil mengurus dana dan lain sebagainya, termasuk Jalan Cempaka Mulia,” imbuhnya.
Dirinya menyebutkan, meski sedang tidak berada di tempat, segala urusan dan pekerjaan di daerah tetap berjalan. Setiap tiga hari sekali berkas daerah dikirim, sehingga pekerjaan di pemkab tidak ada yang terbengkalai. Selain itu, dirinya juga menyebutkan selalu memonitor kegiatan daerah, termasuk rapat pembahasan dengan DPRD, karena komunikasi dengan sekda dan wakil bupati selalu berjalan.
Dengan kata lain, semua keputusn yang dilakukan oleh sekda maupun wakil bupati adalah keputusan dari bupati. Supian juga menepis anggapan pengamat yang menilai ketidakhadiran bupati membuat pemerintahan daerah tidak berjalan. ”Bupati tetap bekerja dimanapun. Kecuali di Arab Saudi, baru tidak kerja,” guraunya.
Supian Hadi menambahkan, pada periode pertama, memang dirinya lebih banyak tampil pada kegiatan seremoni di dalam kota. Sebab saat itu dirinya masih belum mengerti tugas-tugas bupati. Pada periode kedua ini dirinya mengaku telah belajar dan mengerti tugas-tugas bupati.
Untuk itulah, dirinya menyebutkan telah berbagi tugas dengan wakil bupati dan sekda. Dimana tugas wakil bupati mengawasi kebijakan yang telah dibuat, sekda dan SKPD melaksanakan tugas, sementara dirinya keluar daerah untuk menggali dana dan koordinasi dengan kementerian. Tentu saja, teknisnya dilakukan besama dengan kepala SKPD terkait.
”Program apapun atau keinginan apapun, tidak akan bisa tercapai kalau APBD-nya kecil dan tidak bisa ditingkatkan. Makanya, jangan heran kalau bupati jarang di kantor, karena bupati memang harus cari duit. Sebab, kami ingin agar pada 2020 akhir nanti, masyarakat sudah melihat hasil pembangunan Sahati jilid II,” pungkasnya. (sei/yit)