KASONGAN – Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Kabupaten Katingan kian menjadi-jadi, khususnya di tepi Jalan Hampalit – Baun Bango kilometer 14.

Lokasi PETI berada di piket 41 atau secara administrasi masuk wilayah Desa Tumbang Liting, Kecamatan Katingan Hilir.

Di lokasi ditemukan ekskavator tengah melakukan aktivitas illegal mining. Parahnya lagi, alat berat merek Komatsu itu ditempeli logo Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Tak ingin nama baik TNI tercemar, salah seorang anggota Kodim 1015 Sampit di Kasongan, Sersan Suparto melaporkan temuan monitoring wilayah itu kepada Perwira Penghubung (Pabung) Kodim 1015 Sampit Mayor Inf Mahsun Abadi, Selasa (24/5) sore.

Mendapati laporan itu, Mayor Inf Mahsun Abadi bersama wartawan bergegas ke lokasi. Benar saja, alat berat yang digunakan menambang emas ilegal itu ditempel atribut TNI, berupa logo Korem 102/Panju Panjung.

Selain itu, salah satu pekerja juga didapati mengenakan celana bermotif TNI. Lambang-lambang TNI baik berupa atribut/logo dan pakaian tidak boleh digunakan sembarangan orang. Apalagi untuk kegiatan illegal mining.

"Logo Korem 102/Panju Panjung yang menempel pada alat berat langsung dilepas dan kami amankan. Sedangkan pakaian loreng yang dikenakan Suarji (46) selaku kepala kerja tambang emas juga kami sita," ujar Mahsun, Rabu (25/5).

Sebab menurutnya, lambang maupun pakaian yang digunakan itu bisa merusak nama baik TNI di mata masyarakat.

"Makanya begitu saya dapat laporan dari Sersan Suparto yang mengetahui itu, kami langsung mendatangi lokasi ini melakukan pengecekan," sebutnya.

Setelah melakukan pengecekan dan meminta keterangan dari operator alat berat, Krisnanto (28). Diketahui jika alat berat itu sebelumnya sempat dioperasikan untuk keperluan program cetak sawah yang ditangani TNI di wilayah Kecamatan Katingan Tengah.

Namun pihak ketiga memutuskan mundur dari proyek tersebut, kemudian disewa orang lain untuk menambang emas di wilayah tersebut dengan atribut TNI yang masih tertempel pada bagian ekskavator.

Terkait kasus ini, Mayor Inf Mahsun Abadi mengaku jika dirinya telah melaporkan kejadian tersebut kepada Dandim 1015/Sampit dan juga Korem 102/Panju Panjung di Palangka Raya. (agg/fm)