SAMPIT – Peredaran narkoba yang merambah hingga pedalaman kian tak terkendali. Warga pedalaman yang minim akses menjadi target peredaran dan berhasil ”diracuni” para pelaku bisnis haram itu.
”Saya kira sekarang masyarakat sudah banyak yang dirusak narkoba, contohnya warga saya di pedalaman. Sudah ada yang menjadi pengguna obat terlarang ini. Padahal, mereka orang pedalaman yang kalau kita lihat sulit masuk dalam lingkaran barang haram tersebut,” kata Ketua Majelis Agama Hindu Kaharingan (MDAHK) Kotim Dewin Marang, Selasa (31/5).
Pria yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Kotim ini menegaskan, peredaran narkotika dan obat daftar G lebih berbahaya dibanding terorisme. Sebab, secara tidak langsung merusak masyarakat.
”Jadi, mereka itu sangat berbahaya, lebih berbahaya dari teroris. Mereka melumpuhkan masyarakat dari dalam. Kalau kita biarkan terus-menerus, daerah ini akan rusak,” kata Dewin.
Dewin menuturkan, saking parahnya para pecandu narkotika, ada yang sengaja mencampurkan obat untuk mendapatkan rasa mabuk. Obat itu memang dijual bebas karena memang untuk menyembuhkan penyakit. Kemudian, juga ada yang menghisap lem.
”Bahkan, sekarang jangan-jangan minuman tradisional orang Dayak sepeti baram itu dicampur obat-obat seperti itu. Saya mulai mencurigai ada oknum yang mulai melakukannya untuk mendapatkan keuntungan besar,” kata dia.
Dia juga mendesak Ketua DPRD Kotim Jhon Krisli melakukan tes kepada semua anggota DPRD. Hal itu guna menjawab berbagai tudingan bahwa pejabat Kotim juga banyak yang terkontaminasi obat berbahaya itu.
”Dari kemarin memang mau tes semua anggota, kami tetap menunggu kapan itu dilakukan dan siap dites secara terbuka,” kata Dewin. (ang/ign)