PALANGKA RAYA – Banjir yang melanda Kota Palangka Raya pada Sabtu (4/6), mencatatkan sejarah baru di Ibu Kota Provinsi Kalteng itu. Bencana tersebut merupakan yang terparah dalam puluhan tahun terakhir. Hampir seluruh kawasan di pusat kota terendam air. Warga tak menyangka banjir bisa separah itu.
Sebagian warga bahkan harus mengungsi karena saking tingginya air. Di Jalan Ramin, dekat Pengaringan III Palangka Raya, misalnya, banjir mencapai setinggi leher orang dewasa. Hujan yang terjadi sejak Jumat (3/6) malam itu, membuat masyarakat yang berbatasan dengan tembok Bandara Tjilik Riwut tersebut, dilanda banjir sejak pukul 04.00 WIB.
”Jam empat subuh (ketinggan air) sepinggul di dalam rumah. Ini mulai turun sedikit kedalaman airnya," kata Novi, warga yang rumahnya terendam air, Sabtu (4/6).
Meski air terus meninggi, Novi beserta keluarganya tetap bertahan. Mereka berharap air segera surut. ”Nanti kalau air nggak surut, bisa ngungsi. Kita mungkin tempat keluarga dulu," ucapnya.
Rosinem, korban banjir lainnya di Jalan Ramin mengungkapkan, pihaknya terpaksa mengungsi karena ketinggian air sudah membahayakan. "Tempat kami air sudah setinggi leher. Itu terjadi sejak subuh. Ini kita mau ngungsi tempat keluarga untuk keamanan," ujarnya.
Warga yang mengungsi langsung dibantu petugas kepolisian, PMI, dan Barisan Pemadam Kebakaran. Mereka mengevakuasi sejumlah warga dari daerah yang dilanda banjir dengan ketinggiannya mencapai hingga satu meter lebih.
Saat evakuasi, sempat terjadi insiden. Dua orang anak berusia sekitar tujuh tahun yang asyik bermain air, terseret arus dan nyaris tenggelam. Warga yang melihat kejadian itu langsung berteriak. Aparat yang sibuk membantu evakuasi, langsung menyelamatkan bocah tersebut.
”Mereka bermain di jembatan, kemudian terseret arus sekitar 6 meter. Kita teriak melihat kejadian itu dan petugas langsung nyebur menyelamatkan keduanya," ucap Adi yang sempat berteriak saat kejadian. Kedua anak tersebut langsung diminta pulang dan tidak bermain-main di daerah yang dalam.
Banjir parah tidak hanya terjadi di wilayah tersebut. Di Jalan Seth Adji, jalur lalu lintas ditutup sejak pagi hingga sore karena ruas jalan tergenang banjir cukup tinggi. ”Jalan ini kita tutup, karena ada yang jatuh dari kendaraan dan kendaraan mogok, khususnya pengendara roda dua. Air cukup dalam air, jadi jalan ditutup sementara," ujar Hakim, warga setempat.
Sementara itu, aparat kepolisian berencana mendirikan posko jika air tidak surut. ”Sementara kita menggunakan posko warga dan kita sudah standby (siap, Red) sejak pagi di kawasan ini. Wilayah ini kita amankan, karena di sini banjir terparah," kata Kapolres Palangka Raya AKBP Lili Warli.
Menurut Lili, Polres menerjunkan sekitar 100 anggota untuk pengamanan dan evakuasi warga yang ingin mengungsi. Dia menegaskan, hingga sore belum ada korban jiwa akibat banjir tersebut. Namun, pihaknya tetap meminta warga waspada. (arj/vin/ign)