PALANGKA RAYA – Partai pengusung pasangan Sugianto Sabran-Habib Said Ismail menolak keras siapa pun di antara pasangan itu jadi ketua partai politik. Apabila salah satu pasangan masuk dan menjadi ketua parpol, apalagi partai pendukung semasa kampanye, kesolidan partai pengusung bisa retak.
”Sebetulnya ini hak masing-masing untuk menduduki dan menjabat sebagai ketua partai. Namun sangat lebih baik kalau gubernur dan wagub tidak menduduki jabatan di salah satu partai. Kalau kita di Dewan kan tugasnya mendukung atau memberi saran bagaimana baiknya terkait kebijakan-kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah,” kata Ketua DPD Partai Golkar Abdul Razak, Senin (13/6).
Pernyataan itu disampaikan Razak terkait pemberitaan Wagub Kalteng yang dikabarkan akan menjadi calon ketua pada salah satu partai politik. Dia meminta Habib Said Ismail fokus mengurus pemerintahan yang diamanatkan Presiden RI saat keduanya dilantik, serta mengabdi sepenuhnya pada masyarakat Kalteng untuk memaksimalkan pembangunan.
“Apabila sudah duduk sebagai ketua partai, saya rasa akan sangat susah menjalankan pemerintahan 5 tahun ke depan, karena fokusnya terbagi menjadi dua. Jadi kami meminta dicampur dengan hal-hal yang menyangkut politik,” kata Razak.
”Sebetulnya ini hak masing-masing untuk menduduki dan menjabat sebagai ketua partai. Namun sangat lebih baik kalau Gubernur dan Wagub tidak menduduki jabatan di salah satu partai. Kalau kita di Dewan kan tugasnya mendukung atau memberi saran bagaimana baiknya terkait kebijakan-kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah,” kata razak lagi. (sho/vin/gus)