PANGKALAN BUN – Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran meninjau arus mudik di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Sabtu (2/7). Gubernur terkejut karena penumpang kapal Dharma Lautan Utama membeludak dan berjejal. Dia meminta pemudik lebih dimanusiakan.
Rombongan Sugianto melihat langsung ke dalam kapal Dharma Ferry VIII. Saat itu penumpang penuh dan berjubel. Mulai dari dek bawah hingga atas, dipenuhi penumpang. ”Saya melihat penumpangnya berjubel. Mestinya faktor keselamatan yang harus diutamakan,” kata Sugianto.
Dia menegaskan, penumpang kapal harus dilakukan secara manusiawi, meski saat arus mudik jumlah penumpang sangat banyak. ”Tadi, kalau kita lihat, dek bawah mestinya kan untuk angkutan, tapi digunakan untuk penumpang. Semuanya berjubel antara barang bawaan dan penumpang. Entah berapa pemudik dimasukkan semua. Kalau bisa jagalah faktor keselamatan dan tetap menjadi patokan utama,” katanya.
Sugianto juga meminta permainan tiket dan calo di pelabuhan ditindak tegas. Kepolisian dan pihak terkait, khususnya di pelabuhan, diminta waspada penuh dan melakukan pencegahan agar hal seperti itu tidak terjadi lagi dan pemudik tidak dirugikan.
”Kemudian, dari pihak kapal jangan bermain dan mengambil keuntungan dari kelemahan pemudik. Kalau (tiket) habis, bilang habis, kalau perlu diumumkan menggunakan baliho besar dan sebagainya agar pemudik tidak tertipu calo,” ujarnya.
---------- SPLIT TEXT ----------
Informasi yang dihimpun Radar Sampit, Kapal Dharma Ferry VIII telah memberangkatkan sekitar 1.400 penumpang dari Pelabuhan Panglima Utar Kumai menuju Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Padahal, kapasitas penumpang seharusnya di bawah seribu orang. Itu pun sudah termasuk dispensasi.
Pihak DLU beralasan menaikkan penumpang ke kapal sesuai dispensasi. Pihaknya mengacu dari KSOP Kumai. ”Sekitar seribu lebih yang berangkat. Kalau soal melebihi itu, yang mengerti dari KSOP Kumai, karena kita sesuai dispensasi yang diberikan,” kata Kepala DLU Herdi Dwi Asmoro.
Terlihat didalam kapal sendiri penumpang berjubel, sehingga penumpang susah untuk bergerak karena terlalu banyak penumpang. Tentu hal seperti ini tidak seperti jika benar mematuhi peraturan dari menteri. Dimana adanya pembatan penumpang adalah untuk memenuhi faktor keselamatan dalam transportasi massal seperti kapal. (rin/jpg)