PANGKALAN BANTENG - Melimpahnya air di musim kemarau bisa menimbulkan ledakan hama wereng. Bila tidak ditanggulangi secara baik, petani akan dipaksa untuk melakukan panen sebelum waktunya.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pangkalan Banteng Yatno mengatakan, cuaca musim kemarau saat ini yang cenderung lembab karena masih kerap hujan. Ini merupakan kondisi yang sangat mendukung perkembangbiakan hama wereng. Meski potensi produktivitas pertanian akan lebih baik, jika tidak hati-hati, potensi kerugian yang bisa diderita petani juga cukup tinggi.
”Kemarau basah seperti sekarang ini petani mesti mewaspadai hama wereng,” kata Yatno, Sabtu (23/7) pagi.
Sebagai langkah antisipasi, bila memilih menyemprotkan obat pertanian untuk membasmi serangan hama, dia menyarankan untuk menggunakan obat hama jenis hayati (organik), misalnya jenis beauveria basiana. Selain efektif membunuh hama, jenis antihama tersebut juga dinilai ramah lingkungan.
”Pembasmi hama ini merupakan jenis cendawan patogen serangga yaitu cendawan yang dapat menimbulkan penyakit pada serangga. Cara kerjanya cendawan ini akan membuat sakit serangga hama, baru kemudian menyebabkan hama tersebut mati,” terangnya.
Beberapa contoh serangga yang dapat dikendalian oleh beauveria bassiana antara lain berbagai jenis wereng, walang, walang sangit, ulat, lembing dan sundep beluk (penggerek batang).
Untuk menekan populasi wereng, dalam pertemuan antarkelompok tani akhir pekan lalu, pihaknya menyarankan agar petani menerapkan atau mengembangkan ekosistem yang tepat di lahan pertaniannya. Misalnya, menanam tanaman bunga matahari dan sebagainya yang berfungsi mengundang predator alami wereng, seperti capung atau laba-laba.
”Adanya predator alami akan menekan dan mampu mengontrol populasi hama wereng. Cara ini patut dicoba petani termasuk saya sendiri untuk antisipasi meningkatnya serangan wereng selama kemarau basah kali ini,” pungkas salah satu petani teladan Pangkalan Banteng itu. (sla/yit)