PANGKALAN BUN – Perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) dan operasi produksi untuk pertambangan biji besi serta logam yang berlokasi di Kabupaten Lamandau, PT Kapuas Prima Coal (KPC), menyambut baik dan positif terhadap rencana pembangunan pabrik baja (steel making), di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) khususnya di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), oleh salah satu pengusaha.
Sebagai bentuk tanggapan positif tersebut, PT KPC mendukung rencana pembangunan pabrik baja ini. Bahkan, siap untuk menjadi salah satu penyuplai beji besinya di wilayah Kalteng. Ungkapan positif terhadap rencana berdirinya pabrik baja ini disampaikan langsung oleh Direktur Oprasional PT KPC Padli Noor kepada Radar Sampit Minggu (14/8).
Padli mengatakan, dukungan positif terhadap rencana dibangunnya pabrik baja yang digagas oleh H Abdul Rasid ini, karena ke depan dinilai bisa memberikan dampak positif bagi daerah. Khususnya pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk itu lah lanjut dia,pihaknya berharap dengan berdirinya pabrik tersebut ke depan, bisa sejalan, dengan memasok sebagian besar kebutuhan bahan bakunya dari Kalteng. Terutama untuk kebutuhan bahan baku biji besinya.
“Karena itu PT KPC siap untuk menjadi penyulai bahan baku biji besi tersebut di wilayah Kalteng,”ujar Padli.
Padli menerangkan, sejak diberlakukannya peraturan pemerintah (PP) No 1 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri ESDM No 1 tahun 2014, sebagai implementasi dari Undang-Undang No 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara. Mengakibatkan, sektor pertambangan mineral salah satunya biji besi di wilayah Kalteng tidak beroperasi lagi. Kondisi ini diperparah dengan terjadinya perlambatan ekonomi dunia, dan menurunnya harga logam di pasar dunia.
---------- SPLIT TEXT ----------
“Untuk itu lah, adanya rencana pembangunan pabrik baja di wilayah Kalteng ini memberikan harapan untuk bisa menghidupkan kemudian menggeliatkan kembali usaha pertambagan di Kalteng ke depan. Tidak hanya bagi PT KPC saja,melainkan juga bagi semua pemegang IUP biji besi di Kalteng, terutama di Kabupaten Kotim, Kobar, Katingan, Lamandau, Seruyan, dan Sukamara. Sehingga bisa memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD),”paparnya.
Selain diharapkan bisa menghidupkan usaha pertambangan di Kalteng, pendirian pabrik tersebut ke depan tambah Padli, diharapkan juga bisa disertai dengan pembangunan industri pengolahan biji besinya berupa smelter. Yang bisa menghasilkan spon iron, atau jika perlu pig ironnya, sebagai bahan baku utama pengolahan baja. Karena menurut dia, sifat dan karakteristik biji besi Kalteng, pada umumnya sebagian besar FE nya berkedar dibawah 58 persen. Sehingga dibutuhkan teknologi yang tepat untuk mendukung keberlangsungan suplai bahan baku pabrik baja.
“Kita berharap, teknologi blast furnace nya mampu mengolah kadar besi dibawah 58 persen,”bebernya.
Ia juga mengungkapkan,jika selama ini PT KPC menjadi penyuplai bahan baku beji besi untuk dikirim ke pabrik Smelter Spon Iron PT MJIS atau anak dari PT Karakatau Steel dan Smelter Pig Iron PT Indoferro di Cilegon. Namun,karena harga besi dunia turun drastis, sejak tahun 2014 lalu,maka mengakibatkan, kedua perusahaan ini tidak lagi membeli,lantaran tidak memproduksi lagi.
“Pada kesempatan ini, kami juga mengucapkan selamat atas terpilihnya H Agustiar Sabran sebagai Ketua Asosiasi Pertambangan Kalteng. Kita berharap,dengan keberadaan asosiasi ini di Kalteng ke depan bisa menjembatani para pemadang IUP OP biji besi,dengan pihak manajemen pabrik baja. Kemudian kepada pihak Pemeritah Provinsi Kalteng, agar dapat melakukan kajian ekplorasi mineral biji besi secara keseluruhan,”urainya.
Sehingga lanjut dia, cadangan mineral biji besinya secara terukur dapat diketahui. Untuk bisa mendukung keberlangsungan pabrik baja di wilayah Kalteng. Supaya ke depan, bahan bakunya tidak diimpor 100 persen dari luar negeri. (el/gus)