SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Jumat, 02 September 2016 19:17
ANAK AMANG BANJAR ”CUKUP SUDAH, ABAH MENYERAHLAH”

Curahan Hati Putra Terduga Pelaku Pembunuhan di Jalan Iskandar

PASRAH: Arif Mandala Putra, putra sulung Ady memperlihatkan foto ayahnya, sebelum kejadian pembunuhan yang diduga melibatkan ayahnya.(AMIRUDIN/ RADAR SAMPIT)

SAMPIT- Satu bulan berlalu, Ardy alias Ady alias Amang Banjar, terduga pelaku pembunuhan di Jalan Iskandar 30 Gang Rahim, masih betah hidup dalam pelarian. Namun hal itu justru menimbulkan tekanan batin bagi keluarganya, termasuk putra sulungnya; Arif Mandala Putra.

Arif Mandala Putra tampak sangat mengkhawatirkan sang ayah. Dengan rendah hati dia memohon ayahnya menyerahkan diri kepada kepolisian, ketimbang hidup dalam pelarian dan menjadi target semua orang yang berusaha menangkapnya hidup atau mati.

Arif menyakini, pelarian di belantara bukanlah jalan keluar untuk menghindari tanggung jawab atas perbutannya. Apabila tidak bersalah, maka jelaskan semua kejadian ini kepada semua pihak, sehingga tidak ada yang beranggapan lain.

”Cukup sudah, Abah (ayah) menyerahlah. Biar tidak dikejar polisi terus. Meski nanti hidup dipenjara, bagaimana pun kami (Arif dan adiknya) tetap menganggap sebagai Abah,” pesan Arif saat ditemui di kediamannya di Jalan Iskandar 30, Gang Rahim I, Kamis (1/9).

Arif kini tinggal di rumah kayu bersama ibunnya; Sadriah (51), dan dua adik laki-lakinya; Mahmudi (12) dan Ahmad (4). Satu saudara perempuannya sudah menikah, dan tinggal di tempat terpisah.  

”Sebenarnya Abah tidak seperti ini. Dulu ketika saya masih kecil, tinggal di Trans G3, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas. Abah menjadi pembakal (kepala desa), hidup enak. Setiap hari kegiatannya normal saja, kesibukannya di tengah warga,” ungkapnya.

Namun semua itu hanya tinggal kenangan. Foto-foto masa hidup bahagia itu kini hanya bisa dipandang dari lembaran kertas yang mereka simpan hingga kini.

”Sampai suatu saat, Abah menikah lagi, istri yang kedua. Dari situ semua mulai berubah. Saat kami pindah ke Sampit sejak 13 tahun lalu. Abah bekerja melangsir BBM di SPBU, beberapa tahun kemudian sempat membeli sebuah mobil,” sambung Arif.

Pekerjaan Amang Banjar tidak berjalan mulus. Mobil yang dikemudiannya menabrak seorang guru saat dalam perjalanan mengantar BBM. Karena kecelakaan itu, mobil yang dibeli dari hasil kerja keras itu harus dijual untuk membiayai pengobatan guru tersebut.

”Dari situ Abah mulai mengobat (kecanduan) zenith. Mungkin terkena pengaruh temannya saat bekerja melangsir minyak. Saat itu saya masih sekolah kelas IX SMP,” tambahnya.

Semakin larut kecanduan obat keras daftar G, Amang Banjar yang semula seorang kepala keluarga yang dikagumi anak-anaknya, kini bersikap kasar. Setahun lalu, sejak bertemu dan berteman dengan salah satu terduga pembunuhan, Bambang Hariyanto alias Bambang (35), yang kini juga masih buron.

”Awalnya obat saja, ketika ketemu Amang Bambang baru bisa minum (minuman keras) dan jadi sering bersikap kasar. Sekitar lima bulan lalu, karena Abah dalam kondisi mabuk meminta dibelikan zenith. Sempat saya tegur sudah jangan lagi (membeli zenith). Malah marah-marah dan memukul mama. Saya tangkap tangan Abah, dan saya juga malah ingin dipukul,” bebernya.

Arif adalah anak yang menjadi tulang punggung keluarganya sejak lulus SMP delapan tahun lalu. Dengan bekerja sebagai buruh di sebuah gudang pupuk dirinya berusaha mencari uang untuk membiayai sekolah adik ketiga; Mahmudi, yang kini duduk di bangku kelas VI Sekolah Dasar (SD) di Kota Sampit. Dirinya tetap mengakui ayahnya meski sekarang menjadi buronan.

”Tetap, bagimana pun tanpa Abah saya tidak akan ada di dunia ini. Memang ada firasat, sebelum kejadian saya sempat memberi uang dan membelikan rokok saat ditemui di pelabuhan. Saat itu saya pernah mengajaknya untuk pulang kampung ke Dadahup, tetapi tidak mau. Lebih baik Abah berkebun di sana, di sini (Sampit) pergaulannya berbeda, mama juga sudah membujuk. Bagaimana lagi, kini kami berharap Abah mau berubah. Nanti masih bisa ketemu walaupun harus mengunjungi di penjara,” tutupnya sembari berharap suaranya sampai kepada sang ayah dalam pelarian. (mir/dwi)

 

 


BACA JUGA

Rabu, 14 Mei 2025 16:51

Irawati Bantu Promosikan UMKM Lewat Media Sosial

SAMPIT–Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Irawati menunjukkan kepeduliannya terhadap pelaku…

Rabu, 14 Mei 2025 16:51

Pemkab Matangkan Rencana Relokasi Pelabuhan

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai mengambil langkah…

Rabu, 14 Mei 2025 16:50

Kotim Siapkan Asrama Haji untuk Sekolah Rakyat

SAMPIT–Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyatakan kesiapannya untuk menyambut…

Rabu, 14 Mei 2025 16:50

Disbudpar Usulkan Dua Bangunan Jadi Cagar Budaya Nasional

SAMPIT – Dua bangunan bersejarah yang menyimpan jejak peradaban dan…

Selasa, 13 Mei 2025 13:14

Proses SPMB Harus Gratis dan Transparan

SAMPIT — Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya…

Selasa, 13 Mei 2025 13:14

Koordinasi dengan Kemensos untuk Perbaikan Data Warga Miskin

SAMPIT— Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)  berupaya memutakhirkan data warga…

Selasa, 13 Mei 2025 13:13

Tingkatkan Pelayanan Lewat Sharing Season RPAM

SAMPIT — PDAM Kotawaringin Timur (Kotim) terus berkomitmen meningkatkan kualitas layanan…

Selasa, 13 Mei 2025 13:13

Banjir Rob Ancam Teluk Sampit

SAMPIT — Ancaman banjir rob kembali mengintai wilayah pesisir Kabupaten…

Jumat, 09 Mei 2025 17:38

Apresiasi Panen Bioflok untuk Ketahanan Pangan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut baik upaya…

Jumat, 09 Mei 2025 17:36

Dinkes Kotim Siagakan Obat dan Layanan Kesehatan Hadapi Penyakit Musiman

SAMPIT – Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Dinkes Kotim) meningkatkan…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers