SAMPIT – Gedung kantor Bank Indonesia (BI) yang terbengkalai di Jalan A Yani, Sampit mulai menemui titik terang. Bahkan kabarnya telah dilakukan diskusi dengan BI pusat dan hingga kini masih menunggu putusan.
”Kami sudah melakukan usulah dan sudah direspons oleh BI pusat. Hanya saja, belum diputuskan mau dijadikan apa. Tapi kalau arahnya memang mau dimanfaatkan kembali,” ucap Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalteng M Nur saat menghadiri kegiatan rapat koordinasi di aula Setda Kotim, Jumat (9/9).
Selama ini, gedung kantor BI yang berdiri tepat di tengah Kota Sampit itu telah lama kosong tanpa ada kegiatan apapun kurang lebih 16 tahun. Padahal, Kotim selama ini merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dan daerah dengan tingkat perputaran uang tertinggi di Kalteng. Sehingga keberadaan BI cukup tepat untuk kembali di operasikan.
Nur menyebutkan, pihaknya selalu berusaha untuk mencari solusi terhadap apa yang harus dilakukan pada gedung BI yang ada di Kotim. Tetapi, memfungsikannya kembali sulit. Karena keputusan dari pusat menyebutkan bahwa dalam satu provinsi, hanya boleh ada satu kantor perwakilan BI.
Untuk itu, lanjutnya, ia mencoba mengusulkan agar kantor BI itu dapat difungsikan kembali dengan cara lain. Yaitu dengan menjadikannya sebagai salah satu kantor kas BI. ”Jika kembali beroperasi, semoga ke depannya perekonomian Kotim menjadi lebih baik lagi,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan uang tunai, M Nur menjamin ketersediannya dengan keberadaan kas titipan. Sistem kas titipan biasanya bekerja sama dengan bank umum tersebut, difungsikan di BRI Kotim. Bahkan, menurut Nur, kas titipan yang ada di Kotim merupakan pertama di Kalteng dan terbesar hingga saat ini dibanding daerah lain.
”Kita juga punya di Kotawaringin Barat (Kobar) dan Muara Teweh, tapi dibanding yang lain, di Kotim ini yang pertama dan terbesar di Kalteng. Jadi kalau membutuhkan uang, tidak perlu ke Palangka Raya lagi, tapi cukup ke BRI saja karena ada uang BI yang di titipkan di BRI,” pungkasnya. (sei/fin)