SAMPIT – Penyakitdemam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) telah merenggut enam nyawa. Dinas Kesehatan (Dinkes) mengimbau semua masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di sekitar lingkungan masing-masing untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit itu.
”Kasus DBD di bulan Agustus ada 12 kasus. Awal September hingga tanggal 21 ada 6 orang yang meninggal dunia karena DBD. Saat ini hanya perlu kewaspadaan, terhadap hujan yang tidak menentu,” kata Kepala Dinkes Kotim Faisal Novendra Cahyanto melalui Kasi Pengendalian Penyakit Menular Roby Indra Wahyudi, Kamis (22/9).
Meski petugas sudah melakukan fooging di lingkungan warga, lanjutnya, hal itu tidak sepenuhnya mematikan nyamuk. Diperlukannya kewaspadaan terhadap DBD dengan melakukan PSN minimal satu kali dalam minggu sekali. Hal itu dinilai paling efektif.
Roby juga meminta, jika ada yang terserang DBD agar segera dibawa berobat. Jangan sampai sudah parah baru kebingungan. ”Pahami, apakah kita hidup di wilayah endemis atau bukan. Kalau iya, tingkatkan kewaspadaan. Jika anak sakit, segera bawa ke pelayanan kesehatan,” tegasnya.
Jika terserang DBD, Roby menambahkan, beberapa langkah perlu dilakukan agar tidak membuat penderita semakin parah, yakni beristirahat; memperbanyak minum air; dan menghindari konsumsi susu, coklat, dan sirup apabila muntah-muntah. ”Karena DBD disebabkan virus, maka tidak ada obat untuk mengatasi virusnya,” ujarnya.
Lebih lanjut Roby mengatakan, PSN tetap yang terbaik untuk menghindari DBD. Sebab, fooging hanya membunuh fase nyamuk. ”Jika fogging dilakukan tetapi tidak ada PSN, kemungkinan hari ini difogging, besok akan ada pupa (bibit nyamuk) yang menetas. Kalau membutuhkan larvasida (pembasmi jentik nyamuk), mintalah di puskesmas. Gratis,” pungkasnya. (mir/ign)