SAMPIT – Dua warga menjadi korban serangan buaya di Sungai Lemiring, Desa Ganepo, Kecamatan Saranau. Sabtu (1/10) lalu, Pepet (17) yang menjadi sasaran predator ganas itu. Tiga hari berselang, giliran ibu rumah tangga bernama Noorhalimah (25) yang mengalami serangan serupa.
Noorhalimah kala itu sedang mencuci pakaian di sungai. Tiba-tiba buaya muara menyerangnya. Setelah beraksi, predator itu lalu kabur. Akibatnya, Noorhalimah mengalami luka di tangan kanan dan dada.
”Serangan terjadi jam sembilan pagi, ketika itu korban sedang mencuci di sungai. Untungnya korban tidak diseret ke air, setelah menyambar korban buaya tersebut langsung lari. Walaupun, sedang ribut tentang serangan buaya warga tetap melakukan aktivitas di sungai, agak susah melarang mereka untuk turun ke sungai karena aktivitas mereka sehari-hari banyak berhubungan dengan sungai," jelas Ketua RT 8 Desa Ganepo, Mahmur, ketika dihubungi Radar Sampit, Rabu (5/10) kemarin.
Meski begitu, kata dia, warga serba salah jika tidak bisa beraktivitas di sungai. Karena selama ini kegiatan rutin seperti mandi dan mencuci, dilakukan di sungai. Mahmur berharap pihak berwenang segera turun tangan. Kalau bisa buaya-buaya di sungai tersebut segera direlokasi ke hutan yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak membahayakan.
”Kami sudah berkali-kali melapor ke pihak berwenang tapi belum juga ada tindakan, padahal sungai ini merupakan objek vital bagi masyarakat sekitar sini. Kami sangat berharap pihak berwenang segera mengatasi masalah ini agar tidak ada lagi korban serangan buaya," ujarnya.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengaku belum bisa terjun ke lapangan karena masih menunggu tim BKSDA Pangkalan Bun untuk bersama-sama melakukan evakuasi.
”Kalau kami dari BKSDA Sampit tidak bisa melakukan evakuasi karena tidak ada tim khusus evakuasi dan peralatannya, yang ada itu di BKSDA Pangkalan Bun. Masalah ini sudah kami laporkan ke BKSDA Pangkalan Bun, jadi dalam waktu dekat kami akan turun ke lokasi," ujar Kepala BKSDA Sampit Muriansyah, kemarin.
Untuk sementara ini pihaknya meminta warga berhati-hati beraktivitas di sekitar sungai. Habitat buaya muara tersebut diperkirakan berada di kawasan Pulau Lepeh. Sebab warga sering melihat buaya muncul dan berjemur di daratan sekitar wilayah tersebut. Meningkatnya serangan diduga karena sulitnya buaya mencari makan sehingga masuk ke daerah pemukiman.
Sementara, ketika dikonfirmasi Radar Sampit, Camat Seranau, Rahmaniar mengaku belum menerima laporan dari kepala desa setempat maupun warga. Sehingga sementara ini pihaknya belum mengambil langkah apapun, tapi ia mengatakan akan segera menghubungi kepala desa setempat untuk mengkonfirmasi hal tersebut. (vit/dwi)