SAMPIT – Sosok Dahlan Iskan dikenal sebagai tokoh nasional yang kreatif. Terutama dalam berbagai kebijakan yang dibuatnya. Tapi sayang kreativitas ini malah ”membunuhnya”.
”Saking kreatifnya, kadang alur birokrasi dipotongnya. Mungkin terlalu njlimet buatnya,” kata Muhamad Tohari, praktisi politik di Sampit, Kamis (3/11). Malam sebelumnya, Tohari dan beberapa rekan sempat berkumpul dan mendiskusi masalah yang membelit Dahlan. Mereka pun siap turun pada aksi moril di Sampit, Minggu (6/11) nanti.
Menurut Tohari, gaya mengambil kebijakan seperti itu, justru yang diperlukan di Indonesia. Tidak terkecuali di daerah, seperti di Kotawaringin Timur. Menurut Tohari, memang selaiknyalah pemimpin memiliki kreativitas seperti Dahlan. Birokrasi yang ribet justru akan menghambat pembangunan.
Pria yang pernah menjabat ketua Panwaslu Kotim itu menyayangkan penetapan status Dahlan Iskan sebagai tersangka. Menurutnya kebijakan yang disoalkan tak serta-merta dapat dipidanakan.
”Kreativitas pemimpin dalam pengelolaan suatu lembaga, apalagi BUMD, tidak serta-merta bisa dipidanakan. Lain hal jika memang dalam penjualan aset tersebut, DI (Dahlan Iskan) ada ambil keuntungan untuk pribadinya,” ujarnya.
Sementara itu, tokoh Tionghoa di Kotim, Aling, mengakui sosok Dahlan sebagai pribadi yang baik. Meskipun dia tidak pernah mengenal secara langsung. Beberapa waktu lalu, Aling bertemu Dahlan di acara pernikahan anak sahabatnya di Bali. ”Orangnya (terlihat) ramah dan bersahaja,” ucapnya. ”Kita rasa tidak mungkin beliau terlibat karena sosok beliau yang baik dan tulus,” tambah aling terkait kasus yang menjerat Dahlan.
Banyak pihak yang mengaku peduli terhadap kasus yang ditimpakan kepada mantan Menteri BUMN itu. Mereka pun siap bergabung dalam aksi moril menggalang dukungan untuk Dahlan.
”Saya siap hadir dalam agenda untuk mendukung agar Dahlan Iskan tidak dikriminalisasi oleh oknum,” ujar Anastasius, aktivis mahasiswa di Sampit, kemarin.
Dia mengaku mengikuti persoalan yang menyeret Dahlan, mulai dari kasus gardu listrik hingga PT PWU. Anastasius tidak percaya dengan tuduhan korupsi yang ditimpakan kepada Dahlan.
”Jujur, saya pengagum Pak Dahlan Iskan. Inspirasi yang diterbarkannya selalu membuat semangat bagi kami orang muda, kami membela beliau bukan membabi buta begitu saja tetapi melihat dari rekam jejak beliau yang kami yakini memang orang bersih,” ujar dia.
Dewi, salah seorang guru swasta di Sampit, juga mengaku siap ambil bagian dalam gerakan moril mendukung Dahlan. Dia menilai kriminalisasi kepada orang baik di negeri ini harus segera dihentikan. Dahlan, lanjut dia, diharapkan menjadi orang pertama yang melawan kriminalisasi. ”Banyak orang baik di negeri ini tidak dilindungi, masyarakat harus bersatu melawan kriminalisasi,” ujarnya. (ang/oes/ara)