SAMPIT – Tiga hari terakhir, Desa Pantai Harapan, Kecamatan Cempaga Hulu, direndam banjir. Sejak Rabu (16/11) malam lalu, belasan rumah warga tergenang. Kedalaman air mencapai lutut orang dewasa. Di beberapa titik ada yang mencapai satu meter.
Anggota Balakarcana Kecamatan Cempaga Hulu, Gusrianto, menyebut bahwa banjir kali ini merupakan kiriman dari desa di Katingan yang berada di ulu Pantai Harapan.
”Kan desa ini dekat perbatasan Katingan, sedangkan di Desa Pantai Harapan sendiri kemarin malam tidak ada hujan sama sekali. Perkiraan kami, di sana (Katingan) yang hujan lebat, lalu airnya mengalir ke muara dan sampai ke Desa Pantai Harapan,” ujarnya, Kamis (17/11).
Dilanjutnya, tidak ada korban jiwa dalam banjir tersebut. Namun, dengan kondisi saat ini, apabila terjadi hujan lebat tidak menutup kemungkinan jumlah rumah warga yang terendam akan bertambah. Warga yang rumahnya terendam agak sulit dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Mereka lebih memilih untuk tetap tinggal.
”Alasan mereka tidak ingin meninggalkan barang-barangnya di rumah, takut hanyut terbawa air. Selain itu, mereka juga sudah biasa dengan banjir seperti ini karena setiap tahun terjadi, anak-anak juga nggak ada yang takut, mereka malah senang bermain air. Kami cuma bisa berdoa semoga banjirnya cepat surut dan tidak terjadi hujan lebat yang mengakibatkan air semakin dalam,” tutur pria yang biasa disapa Agus tersebut.
Sementara itu, tim Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kotim telah meluncur ke lokasi untuk meninjau kondisi. Kepala Bidang Kedaruratan Bencana dan Logistik BPBD Kotim, Sutoyo, mengatakan bahwa berdasarkan hasil peninjauan dengan kepala desa setempat ada sekitar 11 rumah yang terendam banjir, yakni 1 rumah di RT 01, 3 rumah di RT 02, dan 7 rumah di RT 03.
Di samping itu, ada 139 rumah yang tergenang dan sekitar 40 lebih rumah yang terisolasi, disebabkan jembatan penghubung ke lokasi lainnya terendam banjir sedalam satu meter. Jalan di RT 01 dan RT 02 juga terendam banjir setinggi 30-40 cm. Tidak menutup kemungkinan banjir akan bertambah dan menjalar ke desa di dataran rendah lainnya, apalagi jika terjadi hujan di sekitar wilayah tersebut.
”Untuk saat ini kami belum bisa memberikan bantuan apapun kepada warga setempat, hanya peninjauan lokasi dan mendata dulu. Tapi kami imbau kepada warga setempat untuk tetap bersiaga karena ada kemungkinan kapan saja air bisa bertambah dalam,” ucap Sutoyo.
Saat ini status Kotim telah ditingkatkan dari waspada menjadi siaga banjir. Hal ini lantaran intensitas curah hujan yang semakin meningkat. Khususnya di wilayah utara, seperti Kecamatan Bukit Santuai, Mentaya Hulu, Antang Kalang, Telaga Antang, Tualan Hulu, Parenggean, dan Cempaga Hulu, oleh sebab itu warga setempat diminta untuk meningkatkan kesiagaannya terhadap bencana banjir. (vit/dwi)