PALANGKA RAYA – Polisi belum bisa menyimpulkan penyebab kematian tragis mahasiswi PGSD Universitas Djuanda Bogor, Sitronelli. Perempuan 21 tahun itu meregang nyawa setelah muntah darah usai menikmati kopi dan pizza di sebuah kafe di Jalan Antang, Palangka Raya, Minggu (18/12) lalu.
Enam saksi telah dimintai keterangan oleh penyidik Satreskrim Polres Palangka Raya. Barang bukti berupa muntahan darah, sisa makanan, sisa minuman, kopi, dan lainnya telah diamankan dan dikirim ke Laboratorium Forensik Cabang Surabaya. Polres tampak berhati-hati menangani kasus ini karena berkaca pada kasus ‘kopi sianida’ di Jakarta yang heboh beberapa waktu lalu.
Informasi dihimpun Radar Sampit, almarhum tidak memiliki riwayat sakit parah. Pada 22 Desember nanti, Sitronelli dan rombongan akan kembali bertolak ke Bogor, usai sebulan mengikuti pertukaran mahasiswa dengan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Almarhum tinggal di mess Papi Iin di Jalan Cristopel Mihing bersama beberapa mahasiswi lain.
Selama berada di Palangka Raya, Sitronelli dikenal tertutup dan penyuka foto selfie. Tidak ada keluhan sakit saat mengikuti perkuliahan. Dia hanya diketahui batuk-batuk biasa. Kini kasus itu menjadi pekerjaan rumah bagi kepolisian untuk mengungkap penyebab pasti kematian almarhum.
Kapolres Palangka Raya AKBP Lili Warli melalui Kasat Reskrim AKP Erwin Situmorang, mengaku masih melakukan penyelidikan dan pendalaman kasus ini. Dia belum bisa berkomentar banyak terkait penyebab pasti kematian itu, terlebih belum dilakukan autopsi atau visum.
”Tapi enam saksi dan barang bukti sudah dikirim ke Labfor Cabang Surabaya, biar tahu ada kandungan apa saja di sampel makanan dan minuman tersebut," ungkapnya pada Radar Sampit, Senin (19/12).
Erwin menerangkan, almarhum saat kejadian memang bersama tiga saksi, yakni AY (20), NF (21), dan SR (20). Mereka tiba di kafe sekitar pukul 16.30 WIB. Mereka memesan coffee Americano dan pizza. Setelah selesai makan dan membayar, lalu secara tiba-tiba dari hidung dan mulut Sitronelli menggeluarkan darah. Oleh tiga saksi dan karyawan kafe, Sitronelli langsung dibawa ke rumah sakit, hingga dinyatakan meninggal dunia.
Erwin menjelaskan, sampai saat ini masih memintai keterangan para saksi. Termasuk mencari tahu riwayat penyakit almarhum. ”Belum tahu kalau riwayat sakitnya, tapi sejak satu bulan datang ke Palangka, almarhum memang batuk-batuk tanpa sembuh. Namun untuk jelasnya nanti kita tunggu autopsi dari tim medis," ungkap Pama Polri ini.
Bila hasil autopsi mengarah ke tindak pidana, Erwin memastikan akan menindaklanjuti peristiwa tersebut. Termasuk memeriksa lebih intensif pihak pengelola kafe, para saksi, maupun hal terkait.
”Pastil tindak lanjut, bisa pembunuhan berencana atau tindak pidana lain bila nanti ada unsur kesengajaan atau kriminal dalam insiden ini," terangnya.
Autopsi belum dilakukan lantaran orangtua dan kerabat almarhum masih dalam perjalanan dari Bogor ke Palangka Raya. ”Kita tunggu nanti, biar disaksikan orangtua almarhum. Intinya ini masih dalam penyelidikan," pungkas Akpol 2008 ini.
Sementara itu, spesialis Forensik dan Medikolegal RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, dr Ricka Briliaanty Zaluchu, mengaku belum bisa memberikan kepastian penyebab utama kematian almarhum. Ia pun menunggu orangtua almarhum untuk melakukan autopsi jenazah. ”Nanti kita tunggu otopsi saja," terangnya.
Di tempat berbeda, Kabag Humas dan Protokol UMP Palangka Raya, Misyanto mengakui almarhum merupakan mahasiswi PGSD Djuanda Bogor dan berada di Palangka Raya dalam kegiatan pertukaran mahasiswa. ”Iya, satu bulan di Palangka dan tanggal 22 mereka harusnya balik ke daerah asal," ujarnya.
Misyanto memgungkapkan, almarhum merupakan satu dari 15 mahasiwi pertukaran. Tidak ada permasalahan dan dikenal supel serta tidak pernah mengeluh sakit selama berada di Palangka Raya. ”Intinya kami berduka dan menyerahkan semua kepada penyidik," tutupnya.
Dikonfirmasi terkait insiden itu, Manager Operasional Kafe Rollas, Seno Aji, mengatakan bahwa almarhum dan tiga temannya menyantap minuman. Namun meninggal dunia bukan di kafe itu, dan karyawan pun sudah berusaha membantu melakukan evakuasi ke rumah sakit.
”Mereka pesan minuman dan pizza. Apa yang mereka pesan sama pula seperti yang kami hidangkan ke tamu. Intinya ini kami serahkan ke kepolisian," ucapnya.
Pantauan kemarin, Kafe Rollas terlihat tutup. Tidak ada aktivitas di luar kafe. Tetapi di dalam terlihat beberapa pegawai beres-beres.
Sedangkan di kamar jenazah, mayat almarhum masih berada dalam pendingin untuk persiapan autopsi. (daq/vin/dwi)