SAMPIT – Warga Desa Tangar, Kecamatan Mentaya Hulu, mempertanyakan nasib beras miskin (raskin) yang tak kunjung diterima selama tiga triwulan terakhir. Totalnya 9.855 kilogram. Mereka mengancam menggelar aksi jika pihak terkait tidak memberikan kejelasan atas hak warga tersebut.
”Satu desa akan kami ajak ke kecamatan untuk berdemo dengan membawa panci. Ini upaya memperjuangkan nasib masyarakat yang seharusnya menerima raskin,” ucap perwakilan masyarakat Desa Tangar, Munawar, saat bertandang ke Radar Sampit, Jumat (23/12) sore.
Munawar bersama rekannya, Hartoni, sengaja mendatangi Radar Sampit untuk menyampaikan keluhan itu. Menurutnya, sejak April 2016, seluruh masyarakat Desa Tangar belum mendapat pembagian raskin. Padahal, raskin bisa membantu meringankan beban masyarakat tidak mampu.
Dia menjelaskan, rumah tangga sasaran (RTS) biasanya menerima 15 kilogram raskin dengan harga 60 ribu. Jauh berbeda dengan harga pasaran yaitu 12 ribu per kilogram. Dengan adanya raskin, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa mengeluarkan biaya besar.
”Di mana keberadaan beras raskin yang tidak diterima? Masyarakat tidak mampu menunggu. Biasanya tiap triwulan dapat, baru tahun ini tidak dapat,” ujar Munawar yang diaminkan Hartoni.
Untuk memperjuangkan nasib warga tersebut, mereka sempat mengkonfirmasi kepada Sekretaris Camat (Sekcam) Mentaya Hulu. Namun, seakan saling lempar tanggung jawab, Sekcam menyuruh bertanya kepada kepala desa (kades).
Mereka justru tidak menerima jawaban memuaskan dari sang Kades. Tidak ada alasan yang jelas kenapa raskin belum dibagikan. Kades hanya berjanji memperbaiki sistem pembagian di tahun berikutnya.
”Tidak ada jawaban jelas yang bisa menolong masyarakat. Katanya susah mengurusnya dan masyarakat sering ribut. Padahal tidak ada seperti itu,” tegas Munawar.
Munawar mengatakan, mengurus masyarakat tidak mampu merupakan kewajiban pemerintah. Berdasar pengetahuannya, desa lain tidak mengalami kendala penerimaan raskin. Namun, tidak demikian nasib masyarakat Tangar. Mereka berharap pemerintah bisa membantu mencari solusi agar jatah masyarakat dicairkan.
Sementara itu, Camat Mentaya Hulu mengaku belum menerima laporan dari masyarakat terkait hal ini. Menurutnya, jatah raskin hingga Desember 2016 sudah dibagikan dari kecamatan, dan diserahkan ke petugas masing-masing desa.
”Beras dari Bulog untuk bulan Desember sudah habis, tidak ada lagi di kecamatan. Petugas sudah menyalurkan ke desa-desa. Tertahan di mana, belum tahu. Saya baru tahu masalah ini,” ujar Suwandi dikonfirmasi melalui telepon seluler.
Suwandi menerangkan, masing-masing desa memiliki petugas tersendiri yang akan menyalurkan beras ke rumah tangga sasaran (RTS). Raskin diterima tiga bulan sekali. Setelah menerima, masyarakat diberi waktu satu minggu untuk membayar.
Ada kemungkinan, tambahnya, Desa Tangar belum mengambil, atau sudah mengambil tapi belum dibagi, atau di desa belum dipungut bayaran.
”Belum berani mengiyakan kalau belum konfirmasi staf yang menangani. Dikroscek baru dicari informasinya betul atau tidak dan siapa yang merasa belum terima apa memang berhak menerima atau bukan,” timpalnya.
Suwandi berjanji akan memberikan informasi lebih lanjut setelah mengkonfirmasi pihak-pihak terkait. Sebab, selama program berjalan, tidak ada keluhan dari masyarakat. (ara/dwi)