SAMPIT–Rapat dengar pendapat (RDP) tentang relokasi pedagang kaki lima (PKL) akan kembali digelar di DPRD Kotim, Rabu (18/1). Hearing ini untuk mencari solusi dari 32 pedagang yang merasa keberatan pindah.
Dari 360 pedagang, ada 32 PKL belum juga terdaftar. Permalasahan tersebut akan diselesaikan di gedung DPRD Kotim hari ini.
”Sebenarnya tidak ada yang berbeda, sama saja. Mereka mengeluhkan sempitnya lokasi yang baru. Mau bagaimana lagi kami, memang seperti ini dan kami sudah bagi rata kepada semua PKL,” ujarnya.
Sesuai dengan rencana Bupati Kotim, Taman Kota Sampit harus bersih dan rapi. Tidak ada tawar-menawar atau perpanjangan waktu berjualan di lokasi yang lama.
”Jika mengeluhkan, semua keberatan dengan luas lapak dengan ukuran 2 meter x 2 meter. Semua sama tidak ada yang berbeda. Lain halnya bagi pedagang yang membangun sendiri di sekitar pasar dengan modal. Benar mereka tidak memiliki SK, akan tetapi masa kami larang berjualan,” ungkapnya.
Kemarin, sekitar 100 lebih PKL yang mempersiapkan lapak di Pasar eks Mentaya Theater sebelum batas waktu pada Jumat (20/1) nanti. Tidak hanya itu, petugas dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) juga ikut turun ke lapangan untuk mengatur pedagang.
”Kami optimis saja, 20 Januari nanti sekitar Taman Kota Sampit sudah bersih dan rapi. Masalah komplain dari PKL memang ada terus, sampai pagi hari ini (kemarin) kami menjelaskan langsung kepada mereka,” ucap Kasi Sarana Prasarana dan Retribusi Disperindagsar Kotim Aulisius di Pasar eks Mantaya Theater, Selasa (17/1).
Berulang kali Aulisius dalam memantau PKL dilempari pertanyaan dan keluhan. Dirinya menjawab, hanya memanfaatkan bangunan yang sudah disediakan.
Menganai ada sejumlah orang memiki lapak ganda, dia membenarkannya. Sebelum dipindahkan ke Pasar eks Mentaya Theater , sebagian pedagang sudah memiliki lebih dari satu lokasi berjualan di sekitar Taman Kota Sampit.
”Mereka (PKL) ada yang satu keluarga berjualan semua dengan lapak yang berbeda. Ada juga satu orang tetapi memiliki beberapa tempat berjualan,” bebernya.
Agar seragam, semua lapak diharuskan berwarna biru. Bagi pengunjung yang ingin jajan, bisa parkir di pinggiran jalan serta trotoar Taman Kota Sampit.
Mengenai 22 kios yang rusak, pihaknya masih menungu perbaikan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kotim. (mir/yit)