SAMPIT – Warga Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU) dihebohkan dengan kabar dugaan penculikan terhadap seorang bocah, Nabila (5). Dia dibawa dua orang wanita saat sedang belajar di Taman Kanak-Kanak (TK), Rabu (18/1).
Informasi yang diperoleh Radar Sampit, Nabila (5) dijemput dua wanita yang mengaku suruhan ibu kandungnya. Dua wanita itu berdalih akan membesuk neneknya yang sedang sakit di Kota Sampit.
Guru korban berinisial S, sempat bertanya kepada dua wanita yang belum diketahui identitasnya itu, apakah sudah mendapat izin dari pihak keluarga Nabila. Sekitar pukul 09.00 WIB, kedua wanita itu diperbolehkan membawa dua wanita tersebut.
Pihak keluarga Nabila kaget ketika menjemput bocah itu, namun sudah pergi bersama dua wanita yang namanya tidak diketahui. Khawatir keselamatan Nabila, kejadian itu langsung dilaporkan ke Polsek Sungai Sampit.
Idar, kakek Nabila ketika dibincangi Radar Sampit di kediamannya, menuturkan, pihaknya sudah berupaya ikut mencari cucu kesayangannya itu melalui ayah kandung korban, Joni, yang berada di Sampit.
”Anak saya (Joni) juga mencari ke rumah mantan istrinya, Iwi. Siapa tahu yang menjemput itu ibunya (Nabila). Tapi, (kediaman Iwi) tidak ketemu juga karena sering pindah-pindah. Ada empat tempat yang kami datangi yang pernah ditinggali menantu saya itu,” ujar Idar.
Idar berharap cucunya bisa ditemukan dalam keadaan sehat dan kembali ke rumah. ”Sampai sekarang (kemarin siang, Red) cucu saya belum juga pulang. Sejak anak dan menantu saya bercerai sekitar dua tahun lalu, hak asuh Nabila jatuh kepada ayahnya. Dia sekolah di sini,” jelasnya.
Terpisah, Kapolsek Sungai Sampit Iptu Masriwiyono mengatakan, kasus tersebut masih belum bisa disebut penculikan sampai waktu 1x24 jam sejak kemarin pagi. ”Yang melaporkan adik kakeknya, Pak Muni. Ini masih dugaan. Siapa tahu ibunya yang menjemput, tetapi kami belum memastikan. Saat ini masih kami selidiki kebenarannya,” ujar Masriwiyono.
Dari keterangan saksi, dua guru yang dipanggil dan dimintai keterangan penyidik memang tidak mengenal dua wanita yang membawa anak didiknya itu. ”Dijemput ketika jam belajar. Menurut keterangan gurunya, korban dijemput dua orang yang mengaku keluarga. Melihat dari ciri-ciri satu dari dua wanita itu, keluarga korban menyebutkan mirip dengan ibu kandung Nabila,” ujarnya.
Menurut Masriwiyono, dari keterangan Rina, anak Idar, tidak ada yang meminta izin kepadanya untuk membawa Nabila pergi. Akan tetapi, tiga hari sebelum kejadian itu, Rina mendapat telepon dari Iwi, ibu kandung Nabila untuk menjemputnya.
Pihaknya akan mengecek kebenaran hak asuh Nabila yang jatuh ke ayahnya. ”Jika nanti ibunya yang membawa korban, baru kami bisa putuskan apakah ini penculikan atau bukan. Kami masih belum melihat ada atau tidak surat dari pengadilan, bahwa hak asuh jatuh kepada sang ayah. Meski begitu ibunya tetap punya hak bertemu anaknya. Hanya saja, tidak bisa setiap hari,” tandasnya. (mir/ign)