GAIRAH jasa esek-esek di Kota Sampit tampak sedang tinggi-tingginya. Dikelola secara online, lingkaran setan bisnis kenikmatan ini sulit terdeteksi aparat. Para penggiatnya terbilang mahir menjaga kerahasiaan.
Radar Sampit berusaha menelusuri aktivitas tersebut. Sempat berhasil masuk lingkaran bisnis tersebut, dan meski sedikit, bisa mengorek sejumlah informasi penting. Tapi setidaknya informasi itu memberi sedikit gambaran bagaimana bisnis tersebut dijalankan. Termasuk perekrut para perempuan yang menjadi pelayan pria-pria hidung belang itu. Sang perekrut dikenal berinisial HN.
Jejaring sosial BlackBerry Messenger (BBM) menjadi jalur utama komunikasi. Radar Sampit berhasil masuk dibantu seorang mahasiswi di Kota Sampit. Mahasiswi itu awalnya mau direkrut HN. Namun, dia mengaku menolak dengan tegas. Dia mengarahkan HN untuk berinteraksi melalui BBM.
Radar Sampit langsung berinteraksi dengan HN melalui BBM. Foto di profil BBM Radar Sampit menampilkan sosok perempuan cantik. Sang pemilik foto sudah bersedia digunakan untuk kepentingan mengorek informasi. HN tampaknya langsung kepincut.
HN mengajak bergabung menjadi PSK, dan bekerja untuk grup mereka. Dijanjikan penghasilan paling rendah Rp 5 juta per pekan. Seperti informasi awal yang kami dapat, ada sejumlah syarat agar bisa masuk lingkaran tersebut. Bagi yang mau menjadi anggota gadis panggilan, harus mengirimkan foto bugil ke perekrut. Dan juga harus lebih dulu ‘ditiduri’ sang germo.
”Syaratya, foto bugil itu dikirim ke perekrut, dan harus bertuliskan nama bos germonya bagian dada. Mereka sepertinya paham betul kalau dikirimi foto editan atau foto yang didapatkan dari internet,” ujar seorang anggota tim yang menelusuri hal itu.
Apabila syarat pertama selesai, maka tahap selanjutnya akan bertemu dengan bosnya atau germo. Pertemuannya pun tidak di sembarang tempat.
Disebutkan, jika kedua syarat itu terpenuhi, maka sang germo yang akan mencarikan pelanggan. Dijanjikan mendapatkan pelanggan minimal satu orang per hari.
Foto bugil yang dikirimkan tadi, bakal digunakan untuk menawari calon pelanggan. Untuk meyakinkan fotonya asli, mesti bertuliskan nama sang germo di bagian dada. Kelompok itu terbilang cerdas, mereka bisa mengecek keaslian file foto yang dikirimi.
Itulah yang membuat penelusuran terhenti. Foto yang dikirim terdeteksi sebagai hasil editan. HN kembali meminta foto asli. ”Sepertinya dia mulai paham bahwa kami mengorek informasinya. Tidak beberpa lama pertemanan di BBM dihapus,” katanya.
Selama pertemanan dengan HN, diketahui bahwa pelanggan memang dari kalangan berduit. Kemudian, perempuan yang tergabung dalam grup itu, tak saling kenal. Alasannya untuk kepentingan menjaga keamanan dan kerahasiaan PSK itu sendiri. (tim)