Capaian Sugianto Sabran hingga menjadi Gubernur Kalteng tak mudah. Dia harus melewati berbagai rintangan dan kesulitan hidup, termasuk kemiskinan yang membekap keluarganya. Kini, berkat kerja kerasnya, Sugianto menikmati hasilnya.
ARJONI, Pangkalan Bun
Kehidupan masa lalu yang cukup berat masih terekam kuat dalam ingatan orang nomor satu di Kalteng itu. Semasa kecil, dia tinggal di pedalaman di Pembuang Hulu saat masih bergabung dengan Kabupaten Kotawaringin Timur.
Hal itu disampaikannya saat didaulat memberikan sambutan pada acara reuni akbar MI dan MTs Tarmili Pangkalan Bun serta SMKN 1 Pangkalan Bun angkatan 1992/1994 dan SMEA Karya, 29 Januari lalu. Sugianto merupakan alumni ketiga sekolah tersebut yang sukses dan menjadi seorang gubernur.
Mendengar cerita Sugianto tentang masa lalunya yang begitu susah dan penuh rintangan untuk bertahan hidup, undangan yang hadir saat itu seolah tidak percaya. Pasalnya, kondisinya sekarang terasa jauh berbeda.
Menurut Sugianto, kehidupannya keluarganya saat itu sangat susah. Untuk makan sehari-hari saja mereka kesulitan. Mencari pekerjaan tidak mudah, apalagi di desa yang lokasinya di pedalaman. Dia pun ikut orangtuanya berpindah-pindah ke daerah pedalaman Kotim, seperti Rantau Umit hingga Antang Kalang.
Sugianto bersama kakaknya, Agustiar Sabran (Ketua DAD Kalteng) merasakan betapa susah keluarganya saat itu. Dia dan Agustiar memiliki keinginan kuat untuk membantu kedua orantuanya. Keduanya pun ikut mengambil upah untuk menjual kue dan es lilin.
Hasil menjual kue dan es lilin tersebut kemudian diserahkan kepada orangtuanya. ”Semasa kecil, saya dan abang saya Agustiar Sabran pernah berjualan kue. Saya bersama abang saya juga pernah jualan es lilin untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang serba kekurangan,” ujarnya.
Kehidupan keluarga Sugianto Sabran masih belum ada perubahan, meski mereka telah berindah-pindah untuk mencari pekerjaan untuk mengubah kehidupan. Pada tahun 1981, keluarga Sugianto memutuskan pindah ke Pangkalan Bun.
Seluruh keluarga besar kumpul di Pangkalan Bun, baik itu paman mereka H Abdul Rasyid (pengusaha sukses) untuk merintis kehidupan dan menyusun strategi baru agar kehidupan keluarga bisa berubah menjadi lebih layak. (***/bersambung)