SAMPIT – DPRD Kotim urun saran terkait kandidat sekda Kotim pengganti Putu Sudarsana yang bakal pensiun tahun ini. Ketua DPRD Kotim Jhon Krisli menegaskan, salah satu syarat menduduki kursi sekda adalah tak gemar ke luar daerah. Sebab, kata dia, apabila pejabat doyan ‘pelesir’ meninggalkan tugas di daerah, roda pemerintahan bakal stagnan. Dan semua sektor akan terpengaruh.
”Jadi, calon sekda ini bukan hanya dari sisi persyaratan administratif, tapi juga kecakapan. Dan sekda harus standby di kantor, jangan sekda-nya suka jalan ke luar daerah," kata Jhon Krisli, Selasa (7/3) kemarin.
Dia menegaskan, jangan sampai sekda dan kepala daerah tidak saling mengisi. Misalnya, bupati sering bepergian keluar maka tugas dan tanggung jawab sekda harus tetap di tempat. ”Apabila bupati jarang di tempat, ditambah lagi sekda-nya jarang di kantor, tambah parah," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Dijelaskan Jhon, sekda memegang banyak peran penting, baik dari segi hukum, administrasi, dan masalah lain yang menyangkut pemerintahan daerah. Sekda juga perpanjangan tangan kepala dan wakil kepala daerah. Sebab sekda merupakan dapur dari roda pemerintahan.
”Kalau sekda jarang di tempat, saya sangat tidak respek. Sekda harus standby karena dia kepala sekretariat. Kalau sering keluar, akhirnya jika ada permasalahan yang masuk lambat terselesaikan. Karena persoalan masuk ke sekda harus segera ditindaklanjuti dan dilaporkan dengan bupati," ujarnya.
Dari itu Jhon berharap persyaratan sebagai sekda tidak semata-mata administrasi. Namun juga harus melihat sisi lainnya dari beberapa figur yang dicalonkan. ”Yang paling penting kecakapan menyelesaikan permasalahan dan harus selalu standby. Kalau sering ke luar daerah, enggak usahlah jadi sekda karena itu menganggu roda pemerintahan di Kotim. Itu pandangan saya untuk figur sekda," tegasnya Jhon. (ang/dwi)