SAMPIT -- Kabar tak sedap yang berkembang di tengah masyarakat Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang menyebutkan Bakso Arema Jawa Timur mengandung daging Babi dibantah pemiliknya, Suwoto.
Ketika dibincangi Radar Sampit didampingi istrinya Satini dan anaknya Budi menegaskan, mereka sudah mendengar kabar tersebut dari kerabat dekat dan menyebut hanya isu.
”Namanya isu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sudah beberapa kali, tidak hanya sekali ini saja. Sekarang ini, warung saya tutup karena sedang renovasi dan bukan karena ditegur oleh petugas,” kata Suwoto di kediamannya, Selasa (18/4).
Usaha yang dijalani Suwoto dan keluarga selama 33 tahun itu diperjuangkan dari usaha kecil-kecilan dengan gerobak bakso keliling, hingga akhirnya bisa membuat tempat berjualan di Jalan MT Haryono, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit.
”Selama puluhan tahun merintis usaha ini, buat apa kami seperti itu. Sudah lebih dari 100 anak buah saya gonta-ganti, dan kalau benar sudah lama disebarkan orang yang pernah bekerja di sini,” jelasnya.
Diungkapkannya, daging sapi yang mereka peroleh setiap hari juga dibeli dari H. Goto dan menggiling di tempat umum.
”Kecuali daging hasil sembelih dan menggiling sendiri masuk akal isu itu. Usaha ini sudah lama, orang sudah tahu bagaimana kami membuat bakso. Silakan cari tahu kebenarannya, selama kami benar buat apa yang ditakutkan,” tegasnya.
Pihaknya mengakui, isu tak jelas yang disebarkan oleh oknum tak bertanggungjawab itu hanya ingin menjatuhkan usaha yang sudah dijalani.
Bahkan, Suwoto siap menempuh jalur hukum jika nanti sudah mengetahui siapa pelaku yang menyebarkan isu ke publik.
”Intinya kami biarkan saja isu seperti itu, yang jelas orang tahu kami seperti apa. Sudah tiga hari ini saya dengar isu seperti itu, dari beberapa teman lewat HP. Yang jelas kalau tahu siapa orangnya akan kami tuntut dan kami tidak akan tinggal diam,” tegasnya.
Bahkan isu yang sama juga pernah menimpa pihaknya, salah satu tempat bakso terfavorit di Kota Sampit itu kerap disuguhkan isu tak baik dan disebarkan.
Suwoto juga membantah jika ada anggota BPOM yang datang untuk melarang pihaknya membuka usaha lantaran isu yang beredar.
”Kalau baru ini tidak ada. Terakhir dari BPOM tahun 2015 lalu ada memeriksa, hasilnya negatif semua tidak terbukti. Ini ada yang mau menjatuhkan usaha kami saja. Ada kejadian, satu bulan yang lalu saat pulang ke Jawa, tenda disobek dan dibuang. Kami sudah biasa hal seperti,” tambahnya.
Ditengah perbincangan, karena tak kuasa menahan kekesalan atas isu yang dapat merugikan, air mata Satini berjatuhan dan sambil berucap, ”buat apa kami berbuat seperti itu, apa salah kami sampai dibuat seperti ini,” ucapnya sembari mengusap dada.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kotim Faisal Novendra Cahyanto juga membantah kabar tersebut, pihaknya tidak pernah memeriksa usaha bakso milik Suwoto.
Begitu juga yang disampaikan, Kasatpol PP Kotim Rihel menegaskan, tidak ada kami menyegel warung bakso seperti yang dikabarkan. ”Tidak benar itu,” tegas Rihel singkat.
Terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Sertifikasi dan Layanan Konsumen Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kalteng di Palangka Raya, Gusti Tamjidillah mengatakan bila terjadi kasus semacam itu untuk tahap awal perlu dilakukan investigasi terlebih dahulu dari Dinkes Kotim.
"Sekarang intinya kalau seperti itu coba ke Dinkes Kotim dulu, karena itukan (bakso) termasuk produk siap saji," katanya.
Setelah itu, Dinkes berkoordinasi dengan BPOM sehingga mereka bisa turun ke lapangan untuk uji sampel, atau Dinkes bisa mengirimkan bahan uji ke BPOM.
"Dinkes boleh hanya mengirimkan sampel ke kita, atau bahkan bila diperlukan kita turun bersama," terangnya.
Ia juga menjelaskan bahwa dengan kondisi yang sudah mulai ribut di masyarakat baik dari mulut ke mulut hingga di medsos maka akan mempersulit proses investigasi.
Karena lanjutnya, ada banyak kemungkinan munculnya dugaan itu, salah satunya persaingan bisnis atau memang benar-benar penjual makanan sengaja melakukan perbuatan tersebut.
"Untuk dugaan kasus makanan siap saji tanpa kemasan seperti itu, fungsi pembinaan dari Dinkes bisa dikedepankan," katanya.
Terakhir, perihal kabar bahwa petugas BPOM-lah yang pertama kali menemukan atau datang ke lokasi penjualan bakso tersebut, Gusti juga membantahnya.
"Dipastikan tidak ada petugas BPOM yang datang ke tempat penjualan bakso seperti kabar yang ramai dibicarakan itu," pungkasnya. (mir/sla/fm)