SAMPIT – Kebakaran terjadi di Desa Eka Bahurui, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Selasa (6/6) sekitar pukul 17.35 WIB. Tak ada harta benda yang bisa diselamatkan dari kediaman Sulitiawati (40), janda empat anak yang tinggal di Jalur 1.
Kejadian di saat warga sedang berbuka puasa itu tak diduga. Api muncul dari atap bagian depan rumah berbahan kayu tersebut.
Peristiwa di tengah permukiman RT 13, RW 03 itu pertama kali diketahui oleh Garnis (22). Tetangga sebelah rumah korban ini mengetahui ketika jago merah sudah membesar memakan kayu rumah selama puluhan tahun itu.
”Saya telepon pemadam, ada sampai sini. Tetapi api sekitar 10 menit saja sudah semua habis terbakar. Saat itu baru buka puasa, dan langit masih belum gelap sepenuhnya,” kata Garnis di lokasi kejadian, Selasa (6/6).
Ketua RT 13 Mardianur menjelaskan, kebakaran itu terjadi di rumah milik almarhum Pak Menteng, yang kini ditinggali anaknya Sulitiawati bersama tiga anaknya.
”Saat ini pemiliknya masih bekerja di sebuah butik di Sampit dan biasanya berangkat pagi dan pulang pukul 21.00 WIB. Anaknya ada empat dan seorang janda, satu sudah berkeluarga dan tiga ikut bersamanya. Sudah kami beritahu kejadian ini, tapi belum ada datang ke sini, kami takut jika dia syok melihat rumahnya terbakar,” kata Mardianur. Jago merah yang menghanguskan rumah warisan itu diperkirakan terjadi karena konsleting.
”Cuma menyalakan lampu, enggak ada memasak pakai kompor. Setelah itu saya langsung pergi ke pasar,” ungkap Bobi, putra korban. Saat itu bobi baru pulang main voli.
Ketika Bobi berada di pasar dadakan desa tersebut tidak jauh dari kediamannya, sempat kaget mendengar kabar jika rumah ibunya habis terbakar. Bobi tak banyak bicara, dirinya tampak kebingungan dengan musibah itu.
Saat ini korban bersama tiga anaknya terpaksa tinggal di rumah menantunya. Akan tetapi Mardianur akan berupaya melalui musyawarah hari ini, Rabu (7/6)bersama warga lainnya, agar korban kebakaran itu bisa mendapat santunan.
Setelah dua unit pemadam kebakaran memadamkan sisa api yang menyala dan meninggalkan lokasi, sejumlah aparatur desa dan Siamsyah petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) Eka Bahurui berencana akan mengajukan bantuan ke Dinas Sosial agar janda empat anak itu dapat bantuan untuk meringankan beban.
”Nanti kita upayakan, setidaknya ada bantuan berupa apa saja agar mereka bisa membangun (rumah) kembali,” ungkap Siamsyah singkat. (mir/dwi)