SAMPIT – Sesosok mayat ditemukan membusuk di kebun kelapa sawit di Jalan Jenderal Sudirman Km 21 Kelurahan Pasir Putih, Jumat (9/6) kemarin. Jenazah itu diketahui bernama Bayu Karsyah, pria 72 tahun yang menghilang sejak Minggu (4/6) pagi lalu. Saat itu, setelah memberi makan ternak, ayah empat anak tersebut bertolak ke kebun sawit miliknya sekitar 200 meter di belakang rumahnya hanya dengan mengenakan kaos dan celana pendek.
Sejak itu, keluarga mengira jika Bayu bersama temannya. Sempat dikabarkan dia pergi ke Kecamatan Parenggean. Namun, warga sekitar merasa curiga. Lantaran tak mungkin pria asal Desa Patai, Kecamatan Cempaga, itu pergi hanya mengenakan pakaian seadanya.
”Sabtu dan Minggu istrinya masih ada melihat, kondisinya sehat dan sering berbuka puasa bersama warga lainnya. Beberapa hari tak kelihatan, dikira almarhum ke Parenggean ikut temannya,” ujar Tatang, adik sepupu almarhum di kamar mayat RSUD dr Murjani Sampit, Jumat (9/6).
Dengan bantuan warga, setelah salat Jumat kemarin, mereka mencari Bayu ke kebun sawit yang biasa dikunjunginya. Dan pukul 13.30 WIB, Bayu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Uji, anak kandung Bayu, yang pertama kali menemukannya di sekitar pohon sawit. Dia seakan tidak percaya, sebab belakangan ini almarhum tidak pernah mengeluh atau sedang sakit.
”Memang sehat-sehat saja. Tidak ada tanda-tanda diserang sakit. Kami belum mengetahui pasti, tetapi tidak ada bekas kekerasan yang saya lihat,” ungkap Uji yang datang menanti hasil visum selesai.
Petugas Polres Kotim yang mendapat laporan tersebut langsung bergerak ke tempat kejadian perkara (TKP), kemudian mengevakuasi jasad korban ke RSUD dr Murjani. Hingga kini pihaknya masih melakukan sejumlah pemeriksaan.
Anak perempuan Bayu, Ariati, yang tiba di kamar mayat dengan menggunakan sepeda motor sekitar pukul 16.30 WIB, tak kuasa menahan tangis. Setelah mendengar kabar duka jika sang ayah telah meninggal dunia dirinya sempat tak menyangka.
Bahkan setelah visum selesai dan tidak ditemukan tanda-tanda kejahatan, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi dan meminta agar jasad ayahnya bisa segera dimakamkan. ”Besok (hari ini) sudah dimakamkan. Di Sampit saja, di Ketapang,” tandas Ariati dengan mata kemerahan. (mir/dwi)