SAMPIT – Menyebarnya informasi palsu alias hoaks mengenai jatuhnya pesawat Kalstar Aviation di wilayah Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir, dinilai merugikan maskapai tersebut. Kalstar pun mengusut penyebaran kabar itu melalui mediasi dengan beberapa pemilik akun media sosial (medsos).
Manajer Kalstar Aviation Cabang Sampit Novallino mengatakan, informasi itu sudah sampai ke pimpinan mereka. Pihaknya menindaklanjuti dengan mencari penyebar informasi dan foto pesawat kalstar yang dikabarkan jatuh. Salah seorang pemilik akun medsos, AF, mengakui bahwa dirinya turut menyebarkan informasi itu.
”Saat kami berkoordinasi dengan pihak Jakarta, mereka meminta kami menyelesaikan permasalahan itu dengan baik. Asalkan pelaku penyebar memiliki itikad baik meminta maaf dan mengakui kesalahannya, kami tidak perlu mengambil langkah hukum,” tegas Noval, Jumat (7/7).
Pihak Kalstar sudah menginventarisir akun yang menyebarluaskan informasi hoaks tersebut. Salah seorang pelakunya sudah menemui pihaknya dan meminta maaf. Pihak Kalstar berharap, siapa saja yang masih memiliki berita atau gambar hoaks mengenai pesawat Kalstar yang jatuh, agar segara menghapusnya.
”Jika tidak ada itikad baik, kami akan mengambil langkah hukum, melaporkan pemilik akun yang menyebarkan informasi tidak benar tersebut. Sebab, hal itu pasti berdampak untuk maskapai kami,” ujarnya.
Noval berharap kejadian itu dapat diambil hikmah dan pelajaran, agar pengguna medsos lebih bijak. Tidak menyebarluaskan berita yang belum tentu kebenarannya, serta belum terkonfirmasi kepada sumber terkait.
Secara teknis, diakuinya pada pukul 14.00 WIB, memang ada pesawat Kalstar dari Semarang-Sampit yang melakukan holding di wilayah Samuda selama beberapa saat. Sebab, saat itu cuaca buruk, sehingga pesawat belum diperbolehkan mendarat.
”Wilayah Samuda memang merupakan salah satu lokasi perlintasan pesawat untuk melakukan cek point perjalanan. Setelah kondisi cuaca memungkinkan, pesawat kami langsung mendarat meskipun sempat mengalami keterlambatan beberapa waktu,” jelasnya.
Saat itu pesawat memang terbang rendah dan berputar-putar, karena menghindari awan tebal dan cuaca buruk akibat hujan lebat. ”Hal tersebut biasa terjadi. Terbang rendah untuk menghindari cuaca buruk,” katanya. (dc/ign)