SAMPIT – Aparat kepolisian belum menetapkan tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap Nur Fitri (24). Meski demikian, dari pemeriksaan terhadap saksi, yakni suami korban, AT, ada keterangan janggal diungkap pria yang disebut-sebut sebagai pengusaha itu.
Informasi yang diperoleh Radar Sampit dari sumber kepolisian, saat diperiksa, AT bersikukuh mengatakan bahwa istrinya melompat dari mobil pada malam kejadian. Hal itulah yang menyebabkannya meninggal dunia.
Namun, saat penyidik mempertanyakan logika keterangan AT, bagaimana istri sirinya itu meninggal karena melompat dan malah ditemukan warga, AT justru kebingungan menjawabnya. Meski keterangannya ganjil, status AT masih sebagai saksi. Dia hanya dikenakan wajib lapor.
Keterangan AT kepada polisi nyaris sama dengan pengakuannya kepada pembantu Fitri, Pina. Menurut Pina, AT mengatakan bahwa istrinya bunuh diri dengan cara melompat dari mobil. Namun, Pina tak mempercayai keterangan itu. Dia yakin majikannya tak mungkin melakukan hal tersebut, karena bukan sifat Fitri.
”Tindakan bodoh dengan melompat dari mobil seperti yang dituturkan oleh pak AT. Itu bukanlah sifat majikan saya (korban). Tidak masuk akal sekali jika memang kejadiannya seperti itu,” kata Pina, Senin (16/10) lalu.
Sementara itu, aparat masih memburu barang bukti yang digunakan untuk menghabisi nyawa Fitri (24). Di sisi lain, polisi juga telah mengamankan beberapa benda milik korban, seperti tas hitam, sepasang sepatu, perhiasan, dan sebuah seluler.
Menurut seorang anggota yang meminta namanya tak disebutkan, ada beberapa fakta yang seharusnya bisa diperoleh dari ponsel korban. Namun, mereka kesulitan membuka telepon pintar tersebut, lantaran operasi sitemnya dilindungi dengan tingkat keamanan yang tinggi. Sejauh ini, aparat masih berusaha menyelidiki temuan di lapangan.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Kotim AKP Samsul Bahri mengatakan, pihaknya kekurangan saksi dan bukti untuk mengungkap kasus tersebut. ”Masih belum bisa kami tetapkan tersangka dalam kasus Fitri ini, karena kurangnya saksi dan bukti untuk mengetahui pembunuh sebenarnya,” katanya, Selasa (17/10) lalu.
Menurut Samsul, pihaknya sudah memeriksa beberapa saksi, termasuk suami korban. Hasil pemeriksaan, di dalam mobil AT ditemukan sidik korban pada dashboard mobil, kaca, dan beberapa bagian lainnya.
Fitri ditemukan tewas mengenaskan di pinggir Jalan Pramuka, kilometer 3,5, Sabtu (14/10) lalu. Jasadnya ditemukan warga yang melintas. Kondisinya mengenaskan. Tubuhnya tertelentang di bahu jalan, di antara semak-semak dengan kepala berlumur darah.
Berdasarkan hasil visum tim forensik, ada benturan benda tumpul di bagian kepala hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Polisi mengindikasikan ada unsur penganiayaan hingga menyebabkan korban tewas.
Menurut keterangan tetangganya, di malam sebelum kematiannya, sekitar pukul 20.30, korban sempat bersitegang dengan suaminya lantaran tidak diajak pergi ke salah satu undangan pesta ulang tahun teman AT. Pria itu disebut-sebut sebagai orang terakhir yang bersama Fitri sebelum ditemukan tewas. (ron/ign)