SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Minggu, 17 Desember 2017 01:10
PANTAS!!!! Begini Cara Bandar Zenith Hilangkan Jejak Penyelundupan
DESAK APARAT: Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam HMI Kotim saat melakukan aksi unjuk rasa di depan DPRD Kotim untuk mendesak aparat menangkap pemesan Zenith dua truk, Jumat (15/12). Selain itu, mereka juga meminta DPRD Kotim mendesak pembentukan BNN Kabupaten. (FOTO: FAHRY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT - ]Penyelundupan 3,74 butir pil Zenith dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang ke Pelabuhan Sampit tergolong rapi. Untuk menghilangkan jejak apabila terendus aparat, pemesan menggunakan kurir. Karena itulah, polisi hanya mendapatkan alamat tujuan fiktif.

Dua sopir truk tersebut, KA dan BA, mengaku sudah dipesan Dian, orang yang mengupah mereka mengantarkan zenith, bahwa di lokasi tujuan pengantaran barang, akan dijemput kurir.

Keduanya mengaku tak mengenal kurir tersebut. Dian hanya berpesan, agar mereka berdua mengikuti instruksi tanpa banyak bertanya. Meski prosesnya berbelit, KA dan BA tak curiga dan mengikuti perintah itu.

”Katanya akan ada kurir yang jemput. Tapi, kami tak tahu pasti siapa kurir yang dimaksud. Karena kami dibayar sesuai perintah hanya untuk mengantar barangnya saja, kami berdua menurut saja,” ujar KA yang diiyakan BA, Jumat (15/12).

KA mengenal Dian dari sebuah pekerjaan setahun silam. Dian menawari pria asal Pasuruan itu mengantar Zenith dari Serang, Banten, ke Sampit. KA mengaku tak mengetahui barang itu isinya Zenith.

Saat ditawari, menurutnya, Dian menyebutkan bahwa isi angkutan hanya karpet. Pengiriman melalui Pelabuhan Tanjung Mas Semarang pada 6 Desember lalu menggunakan KM Kirana I. Keduanya masing-masing diupah sebesar Rp 24 juta.

Setelah mengetahui bahwa truk yang dimuatnya berisi obat-obatan daftar G, KA menduga jutaan pil setan itu sudah diawasi beberapa orang suruhan pemesan sejak barang haram itu diturunkan dari Pelabuhan Sampit.

Pengawasan itu, lanjut dia, diduga untuk memantau aktivitas datangnya truk Zenith dan melaporkan kepada kurir yang siap menjemput apabila terjadi sesuatu. Karena itulah, kata KA, setelah polisi mengecek alamat tujuan, ternyata tak jelas.

Radar Sampit kemudian mendatangi pelabuhan dan bertanya pada beberapa warga sekitar perihal keberadaan orang-orang mencurigakan seperti yang diduga KA. Sejumlah pedagang di sekitar lokasi mengaku tak mengetahui adanya orang mencurigakan saat malam penangkapan, Rabu (6/12) lalu.

”Kalau saya tidak tahu dan tidak pernah memerhatikan orang-orang di sekitar pelabuhan. Karena jelas susah. Apalagi banyak orang menjelang malam hingga dini hari. Soalnya, naik turunnya penumpang tidak mungkin dihafal satu-satu,” kata seorang pedagang di sekitar Polsek KPM, Reno (27).

Anto (34), pedagang pentol yang pada hari penangkapan berada di sekitar pelabuhan, mengaku melihat dua pria mencurigakan. Salah satunya memakai celana hitam dan tas selempang abu-abu. Satunya lagi mengenakan celana pendek dan bertopi putih. Mereka berdua tak pernah lepas dari ponselnya. Anto melihat mereka sekitar pukul 17.00.

Menurut Anto, dua pria itu sempat membeli pentol dagangannya. Saat itu, posisi Anto berada di dekat pintu keluar area pelabuhan. Dua orang itu menggunakan bahasa Banjar. Anto yang asli Jawa dan tak paham bahasa itu, tak mengerti isi pembicaraan kedua orang tersebut.

”Ada dua orang yang selalu menelepon. Sempat membeli pentol saya sebanyak Rp 25 ribu. Sebelumnya, mereka terlihat mondar-mandir di depan pertigaan Bank Kalteng. Mereka terdengar bercakap-cakap menggunakan bahasa Banjar. Karena saya tidak mengerti artinya, saya cuek saja,” ujarnya.

Setelah membeli pentol, dua orang itu pergi ke arah Ikon Jelawat. Koran ini kemudian menyisir lokasi wisata tersebut dan bertanya pada beberapa orang sekitar untuk memastikan pengunjung di area Ikon Jelawat pada malam tertangkapnya dua truk Zenith itu.

Pencarian nihil. Radar Sampit hampir kehilangan jejak. Namun, ketika enam remaja yang sedang duduk di bawah patung ikan raksasa ditanya koran ini, mereka mengatakan, seorang teman mereka yang lain, Septa (saat itu tidak bersama remaja tersebut), pada Rabu (6/12) malam berkunjung ke Ikon Jelawat bersama kekasihnya.

Setelah salah seorang remaja menelepon yang bersangkutan, wartawan kemudian diberikan kesempatan berbicara dengan Septa melalui sambungan telepon. Koran ini bertanya pada Septa perihal dua pria dengan ciri-ciri seperti keterangan Anto, pedagang pentol tadi.

”Iya, ada. Tapi hanya satu orang saja, bukan dua. Orangnya memakai topi warna putih dan bercelana pendek. Saat itu dia sedang menelepon. Saya tidak dengar apa yang dibicarakan. Soalnya saya tidak peduli,” katanya dengan suara agak serak.

Yang menarik perhatian, lanjut Septa, adalah lamanya waktu pria itu menelepon. Menurut Septa, umumnya orang menelepon paling lama 10 – 15 menit. Namun, pria tersebut lebih dari setengah jam dengan tatapan mata mengawasi keadaan sekitar.

Tingkahnya tak pernah tenang. Terkadang duduk, terkadang berdiri. Sebetulnya Septa risih, tapi karena tidak ada lokasi lain yang nyaman untuk duduk bersama pacarnya, dia tak beranjak.

Saat itu, posisi Septa di dekat Ikon Jelawat, sekira pukul 17.20. Jarak antara tempat duduknya dengan pria bertopi itu sekitar dua meter. Setelah hampir sejam dengan tingkahnya yang aneh, pria itu kemudian pergi ke arah PPM.

Di PPM, Radar Sampit tak memiliki banyak informasi tentang aktivitas dua orang mencurigakan tadi. Namun, seorang pedagang sepatu, Hasyim, mengatakan, dia melihat dua orang pria dengan ciri-ciri persis seperti yang dikatakan Anto. Kedua pria tersebut berbicara tentang barang kiriman berisi karpet di depan lapaknya.

”Ada laki-laki pakai celana hitam yang berbicara soal paket boks berisi karpet. Yang satunya lagi pakai topi putih, ngomongnya agak tidak jelas. Mereka berdua ngobrol masalah karpet itu. Sepertinya bukan orang Sampit. Kebetulan lapak saya dekat dengan penjual rokok. Waktu mereka beli rokok itu, saya tidak sengaja dengar pembicaraannya,” ujar Hasyim.

Usai membeli rokok, Hasyim menuturkan, kedua pria tersebut kemudian pergi. Tak ada informasi mengenai kendaraan yang digunakan dua pria misterius itu. Minimnya narasumber dan kondisi waktu kejadian saat itu yang menjelang salat Isya, membuat masyarakat tak terlalu peduli dengan aktivitas orang lain.

Kabag Ops Polres Kotim AKP Boni Ariefianto sebelumnya juga menduga, ada kurir yang menunggu dua truk berisi Zenith tersebut. Namun, ketika dimintai komentar lebih dalam terkait dugaan polisi soal pemilik/pemesan pil setan itu, ia menolak berkomentar.

”Kalau untuk urusan siapa pemesannya, karena ini masih tahap penyelidikan Polda, saya tak mau berkomentar karena saya belum tahu. Lagipula kasus ini adalah wewenang Kasat Reserse Narkoba yang lebih berhak menjawabnya,” tegasnya.

 

Darurat Narkoba

Sementara itu, puluhan orang yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kotim menggelar demonstrasi di depan kantor DPRD Kotim, Jumat (15/12) sore. Mereka mendesak aparat mengungkap pemesan Zenith dua truk yang disita Polres Kotim. Selain itu, meminta DPRD segera membentuk Badan Nasional Narkotika (BNN) Kabupaten.

Burhan Nurahman, ketua sekaligus koordinator aksi demo mengatakan, mereka akan melakukan aksi lanjutan terkait peredaran narkoba dan Zenith di Kotim. Aksi itu akan terus dilakukan sampai bandar besarnya tertangkap.

”Kami, seluruh HMI, akan terus melalukan aksi demo sebelum pemilik kedua truk yang membawa barang haram itu terungkap dan diketahui pemiliknya,” tegasnya.

Anggota DPRD Kotim Dadang H Syamsu mengatakan, Kotim saat ini sudah darurat narkoba. Pengiriman 3,74 juta butir Zenith senilai Rp 14,49 miliar yang dibongkar aparat memperkuat kondisi tersebut.

”Karena situasi ini sudah begitu darurat, kami akan melakukan upaya sepenuhnya untuk memberantas dan mengungkap siapa dalang di balik semua ini,” katanya.

Menurut Dadang, rapat dengar pendapat (RDP) bersama jajaran Polres dan Pemkab Kotim telah digelar untuk mendesak pembentukan BNN Kabupaten. ”Kotim sudah sangat rawan sekali peredaran narkoba dan peringkat pertama dalam hal pengguna barang haram itu,” katanya.

Dia juga mengharapkan aparat kepolisian mengungkap penyelundupan Zenith dua truk dan menyeret bandarnya ke penjara. (ron/rm-85/ign)


BACA JUGA

Jumat, 09 Mei 2025 17:38

Apresiasi Panen Bioflok untuk Ketahanan Pangan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut baik upaya…

Jumat, 09 Mei 2025 17:36

Dinkes Kotim Siagakan Obat dan Layanan Kesehatan Hadapi Penyakit Musiman

SAMPIT – Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Dinkes Kotim) meningkatkan…

Jumat, 09 Mei 2025 17:35

Prioritaskan Jemaah Lansia, Pemberangkatan Calon Haji Kotim Lewat Udara

SAMPIT – Sebanyak 218 calon haji asal Kotawaringin Timur (Kotim)…

Jumat, 09 Mei 2025 17:25

Pabrik Pakan Ikan Beroperasi, Harga Lebih Murah

SAMPIT - Pabrik pakan ikan milik Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur…

Jumat, 09 Mei 2025 17:23

Kader PKK Miliki Peran Mulia

SAMPIT — Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menegaskan pentingnya peran…

Jumat, 09 Mei 2025 17:23

Dharma Santi Momentum Pererat Kerukunan dan Persaudaraan

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendorong generasi muda…

Jumat, 09 Mei 2025 17:22

Peningkatan Jalan Kandan–Camba Tertunda

SAMPIT — Warga Kecamatan Kotabesi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali…

Rabu, 07 Mei 2025 17:31

Bupati Rencanakan Pelebaran Jalan Muchran Ali

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana memperbaiki infrastruktur…

Rabu, 07 Mei 2025 17:30

Jambore PKK Diikuti Ratusan Peserta

SAMPIT – Setelah tertunda dua tahun akibat keterbatasan anggaran, Jambore…

Rabu, 07 Mei 2025 17:30

Halikinnor Pimpin Gotong Royong

SAMPIT — Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor turun langsung memimpin…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers