Palangka Raya - Puluhan eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Jalan Tjilik Riwut Km 16, ternyata dari berbagai polosok di Indonesia. Baik dari Banten, Sulawesi, Sumatera, Jawa hingga Indonesia Timur.
Mereka rata-rata ikut Gafatar, karena tertarik dengan misi sosial yang dianut oleh organisasi tersebut. Baik berupa penyantunan anak yatim, pembangunan panti asuhan maupun kegiatan kemanusiaan lainnya. Namun,usai dibubarkan secara hukum, seluruh eks anggota Gafatar pun memastikan membubarkan diri.
Salah satu anggota, Deden mengatakan ia bergabung pada tahun 2012. Kemudian bertekat membubarkan diri, karena menimbulkan keresahan warga sehingga akhirnya berani ikut serta bubar.
”Saya dari Sulawasi ikut, karena Gafatar menonjolkan aksi sosial dan kemanusiaan," ungkapnya.
Sementara itu, Aton asal Sumatera Barat menyebutkan bergabung tahun 2011, karena secara SK sudah keluar dari pemerintahan maka ia pun ikut serta membubarkan diri.
”Saya bubar atas kesadaran sendiri, dulu ikut karena organisasi ini ramah dan mengutamakan kebersamaan," ucapnya.
Lain dengan, Ahmad dari banten, ia mengenaskan bergabung tahun 2012, karena secara nasioanal mengundarkan diri dan fukus kepertanian.
”Benar dulu, sekarang kami fokus ke pertanian, itu buktinya (sambil menunjuk lahan pertanian miliknya)," tuturnya. (daq/tha)