SAMPIT – Mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih tetap solid meski resmi membubarkan diri sejak 21 April 2015 lalu. Bubarnya organisasi dinilai bukan berati harus berpisah dari teman seperjuangannya. Mantan anggota organisasi itu juga membantah ajaran Gafatar sesat.
Seorang mantan anggotanya, GA (33), Minggu (17/1), mengaku sempat bergabung selama dua tahun dalam organisasi tersebut. Sejak bubar, pihaknya menjalankan aktivitas sebagai petani dan pedagang.
Menurutnya, sudah dibubarkan bukan berati mereka harus bermusuhan atau tidak saling peduli. Pihaknya yang mengakui sebagai pemerhati dunia sosial dan alam serta budaya ini tetap solid meski tidak lagi dalam satu organisasi tersebut.
GA membantah anggapan banyak pihak yang menyebutkan organisasi mereka mengandung aliran sesat. Dia menegaskan, ajaran mereka bertujuan menyadarkan masyarakat untuk peduli dengan sesama serta berkeinginan untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera.
Organisasi yang terhimpun dari berbagai kelompok, beragam suku, agama dan ras mengaku secara sukarela untuk masuk dalam organisasi tersebut. Terlebih tidak mengaharapkan imbalan. Selama dua tahun, anggota baru dibentuk jiwa moralnya serta bimbingan agar lebih memperhatikan dunia sosial. (mir/ign)