SAMPIT – Said Johar (55), warga asal Kecamatan Seranau ini seolah kerasukan setan. Dia tega menghabisi istrinya sendiri Kartika Sariyani (48). Masalahnya sepele, dia kesal melihat sang istri bermain gawai (handphone) dan menolak tidur di dekatnya. Said yang emosi mencekik pasangan hidupnya itu hingga tewas, Senin (31/12) dini hari.
Usai menghabisi nyawa istrinya di Jalan Walter Condrat, Kelurahan Baamang Tengah, pelaku menyerahkan diri ke Kepolisian Sektor (Polsek) Kawasan Pelabuhan Mentaya (KPM), pagi harinya. Sementara korban yang berprofesi sebagai guru itu dievakuasi ke ruang jenazah RSUD dr Murjani Sampit untuk divisum.
Reski Yuliani (25), anak korban mengaku terpukul saat salah satu anggota polisi mendatanginya dan mengatakan ibu kandungnya meninggal dunia di tangan ayah tirinya.
Mendengar kabar tersebut, Reski yang biasa di panggil Kiki itu bergegas mendatangi kediaman ibunya yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Saat itu ayah tirinya sudah menyerahkan diri ke polisi.
”Gak menyangka juga sampai bisa terjadi seperti ini. Padahal selama ini ibu dan ayah tiri saya tidak pernah bertengkar,” katanya.
Kiki menuturkan, pada Minggu (29/12) malam lalu, dia dan korban masih berkomunikasi dan bilang kalau pagar dan seluruh pintu rumah korban dikunci pelaku.
”Saat itu ibu mau menginap di rumah saya, tapi tidak jadi lantaran semua pintu rumah ibu saya dikunci. Ayah tidak mengizinkan ibu untuk menginap di rumah saya,” katanya.
Kiki tak menyangka nasib ibunya berakhir tragis di tangan ayah tirinya. ”Sebelumnya ibu saya memang sudah bercerita kepada saya, kalau dirinya ingin menggugat cerai ayah tiri saya. Namun, saya tidak tahu alasan ibu saya mau bercerai,” ujarnya.
Kiki mengungkapkan, sejak puluhan tahun pernikahan ibu dan ayah tirinya, dia tak pernah melihat pasangan itu bertengkar karena masalah serius. Selama ini pelaku terlihat begitu baik saat di depan anak-anaknya.
”Sudah lama ibu saya mau menggugat cerai ayah tiri saya. Namun, saat itu ibu saya masih menunda-nunda, karena malu didengar orang banyak. Sebab, ia saat itu masih sebagai kepala sekolah. Ketika menjadi guru biasa, dia ingin melanjutkan niatnya tersebut itu,” katanya.
Kapolsek Baamang AKP Agoes Trigonggo mengatakan, pelaku nekad menghabisi nyawa korban dengan cara mencekik lehernya hingga korban tewas. Pelaku melakukan itu di kamar korban. Usai menghabisi nyawa istrinya, pelaku pergi dari rumah itu.
”Usai menghabisi nyawa korban, pelaku mendatangi salah satu keponakannya di Mentaya Seberang, lalu menyerahkan diri kepada kami,” ungkap Agoes.
Agoes melanjutkan, kedua pasangan tersebut sudah memiliki permasalahan dalam rumah tangganya. Permasalah itulah yang membuat korban ingin menggugat cerai pelaku. Namun, pelaku menolak permintaan istrinya.
”Dari hasil pemeriksaan tim penyidik, pelaku mengaku sangat kesal ketika melihat istrinya memegang handphone (gawai) hingga larut malam. Saat pelaku hendak tidur di samping korban, korban keberatan hingga membuat pelaku nekat menghabisi nyawa korban,” katanya. (sir/ign)