SAMPIT – Masa akhir penjaringan bakal calon bupati Kotim di tingkat partai politik memunculkan nama baru, Muhamad Riduan, Selasa (30/10). Pengusaha asal Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat itu menambah serunya persaingan dalam Pemilihan Kepala Daerah 2020 mendatang.
Pria kelahiran Kotim itu mengaku terpanggil membangun Kotim. Menurutnya, Kotim harus dibangun dengan tangan orang yang memiliki keberanian dan terobosan jitu. Selama ini, pembangunan cenderung masih monoton, belum ada gebrakan yang membuat kondisi berubah.
Riduan merupakan pengusaha di sejumlah sektor. Dia pernah berkarier di bidang usaha perkayuan, kemudian hijrah ke sektor pertambangan. Dia menapaki kariernya dari bawah hingga akhirnya menempati posisi direktur, selanjutnya bergeser ke posisi komisaris sebuah perusahaan ternama di Kalteng.
Kehadirannya dalam Pilkada Kotim bisa dikatakan sebagai kuda hitan. Selain kemampuan finansial yang mumpuni, dia juga memiliki basis pengalaman di bidang hukum. Riduan pernah terjun langsung dalam lembaga bantuan hukum untuk masyarakat miskin di Kotawaringin Barat.
Riduan pertama kali mendaftarkan diri di PAN Kotim. Dia diterima jajaran tim penjaringan yang langsung diketuai HM Kodratullah Fakhlevi itu. Riduan mengaku tertarik dengan PAN. Selain memiliki jumlah kursi yang dominan di DPRD Kotim, PAN juga terkenal memiliki basis militan di masyarakat.
”Dengan jumlah enam kursi, tentunya PAN punya basis massa tersendiri, sehingga saya tertarik mendaftar di partai ini,” kata Riduan.
Riduan mengharapkan bisa mendapat rekomendasi PAN. Apalagi dia tak main-main mencalonkan diri. ”Kalau saya sudah mendaftar begini, artinya saya tidak mau main-main. Ini adalah keseriusan bagi saya,” tegasnya.
Riduan mengaku sudah 32 tahun meninggalkan Kotim. Menurutnya, sukses di tanah orang belum lengkap tanpa mengabdi di kampung halamannya. ”Saya berniat pulang kampung dan mengabdi ke kampung halaman. Saya memantapkan diri berkarya di Kotim,” ujarnya.
Dia optimistis mendapatkan rekomendasi partai di tingkat pusat dan mengaku sudah siap bersaing dengan mempersiapkan segala sumber daya untuk melanjutkan pertarungan dengan kontestan lainnya.
Di DPD PAN dan DPD Golkar Kotim, dia kembali memaparkan visi dan misinya untuk Kotim. Dia ingin menjadikan Kotim lebih religius, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kemudahan akses pelayanan dasar, seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur di pelosok.
”Tidak kalah penting lagi, ada pembangunan ekonomi masyarakat berbasis mikro dan industri. Kemudian kepastian hukum untuk dunia usaha harus dilakukan. Investor perlu itu untuk berinvestasi di daerah,” katanya.
Berbicara soal infrastruktur, lanjutnya, harus ada kebijakan pemerintah untuk membangun akses jalan yang nyaman sampai sentra produksi usaha di setiap desa. ”Hasil dan sumber daya alam itu bisa diangkut. Bisa dipasarkan ketika jalan itu bagus,” katanya.
Sementara itu, Kodratullah Fakhlevi mengatakan, berkas bakal calon yang mendaftar akan diproses untuk dilanjutkan ke DPW PAN Kalteng. Dengan kekuatan enam kursi, PAN memastikan akan mencari teman koalisi. ”Tidak ada satu partai pun yang bisa mengusung jika mengacu jumlah kursinya di DPRD Kotim,” kata Kodrat.
Dari DPD Golkar Kotim, Edy Sabarudin mengatakan, Muhammad Riduan merupakan pendaftar terakhir di Golkar. Total ada 12 orang yang telah mendaftarkan diri sampai pendaftaran ditutup kemarin.
Edy mengaku terkejut dengan nama yang cukup asing itu. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan Muhamad Riduan bisa jadi kuda hitam. ”Kuda hitam munculnya memang detik-detik terakhir dan ini mungkin ada pada Pak Muhamad Riduan,” tandasnya.
Ikut Bersaing
Sementara itu, setelah sebelumnya mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati Kotim melalui Partai NasDem dan PDIP, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kotim Ahmad Sarwo Oboi kembali mendaftarkan diri ke Partai Demokrat, Rabu (30/10).
”Hari ini (kemarin) saya ingin melanjutkan niat dan keinginan dari tokoh masyarakat dan tokoh agama yang menginginkan saya maju di Pilkada 2020 dengan mendaftar di Partai Demokrat,” ujarnya.
Oboi mengatakan, pilihannya melalui Demokrat dikarenakan banyak kesamaan visi dan misi dalam hal pembangunan ke depan.
”Saya memilih Partai Demokrat karena saya memiliki kesamaan pemikiran dan pandangan, yaitu sama-sama ingin berbuat yang lebih nyata dan yang lebih besar lagi untuk Kotim,” ujarnya.
Dia bersama Ketua DPC Demokrat Parimus menginginkan kebersamaan dari segi lintas agama untuk memimpin Kotim ke depan. Bersama Parimus, Sarwo Oboi mengusung jargon pasangan Bhineka Tunggal Ika. Dia mengaku siap melenggang di perhelatan akbar pada Pilkada 2020 mendatang.
”Saya dengan Ketua DPC Demokrat bapak Parimus sama-sama menghendaki adanya kebersamaan lintas agama untuk memimpin Kotim ke depan, karena dengan kepemimpinan lintas agama akan tercipta suasana sejuk, terciptanya toleransi yang tinggi, serta kerukunan yang makin kompak,” ujarnya. (ang/ign)