SAMPIT – Pilkada Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diprediksi bakal menyajikan banyak kejutan politik. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) NasDem Kotim memprediksi dalam percaturan politik menjelang pendaftaran di KPU Kotim akan ada manuver di luar prediksi banyak orang. Sebab, belum ada koalisi resmi untuk mengusung nama-nama bakal calon dalam pilkada Kotim saat ini.
”Saya melihat potensi akan terjadi manuver politik akan terjadi menjelang pendaftaran. Perubahan koalisi dan peta politik sangat mungkin terjadi. Bahkan, koalisi yang sebelumnya sudah dibangun, besar peluangnya akan pecah sebelum ke KPU,” kata Ketua DPD NasDem Kotim Ansen Tue, Minggu (21/6).
Sejauh ini, lanjut Ansen, belum satu pun bakal calon yang mengantongi rekomendasi dari DPP partai politik berupa dokumen B1KWK yang wajib digunakan untuk mendaftar ke KPU Kotim. Kondisi demikian membuat fleksibelitas koalisi akan mudah terjadi.
”Logikanya kan sejauh ini belum ada yang pegang B1KWK, sehingga perubahan koalisi itu mungkin terjadi,” kata dia.
Ansen menegaskan, NasDem belum menerbitkan dokumen B1KWK. Itu berlaku seluruh Indonesia dari DPP NasDem. ”Masih belum juga. Sama seperti parpol lainnya,” kata dia.
Sejauh ini, lanjutnya, ada sejumlah bakal calon yang merapat ke NasDem dan melakukan lobi hingga ke DPP di Jakarta. Mereka adalah Jhon Krisli, Supriadi, Sanggul L Gaul, Halikinnor, serta Suprianti. Dari sejumlah nama tersebut, memang memiliki kans mendapatkan surat keputusan DPP menjadi calon dari NasDem.
Ansen menyebutkan, rekomendasi diprediksi akan terbit bulan depan. Sebab, pada Agustus atau awal September sudah masuk masa pendaftaran di KPU Kotim.
Sementara itu, Ketua DPC Demokrat Kotim Parimus menolak pelaksanaan pilkada pada Desember. Dia menilai pelaksanaan masih dalam kondisi wabah Covid-19 tidak akan efektif. Dia mendukung agar ditunda hingga 2021.
”Yang pertama dipikirkan adalah bagaimana pelaksanaan pilkada, sementara wabah masih terjadi. Apakah ada ketersediaan anggaran untuk APD penyelenggara maupun masyarakat?” katanya. Di sisi lain, kondisi keuangan daerah, khususnya di Kotim saat ini sangat kritis setelah dirasionalisasi pemerintah pusat lebih dari Rp 400 miliar.
”Kalau daerah dibebankan beli APD untuk penyelenggara atau para pemilih, sumber anggarannya di mana? Bayar untuk kewajiban gaji dan lain sebagainya saja terseok-seok,” katanya.
Lebih lanjut Parimus mengatakan, dengan pelaksanaan pilkada di tengah wabah, otomatis kampanye akbar ditiadakan. Memang hal itu akan berdampak pada penghematan biaya sosialisasi. Namun, bagi calon yang belum dikenal masyarakat hingga ke pelosok akan kesulitan.
”Yang diuntungkan justru calon-calon yang populer dan namanya familiar, karena pelaksanaannya dipaksa di tengah wabah ini,” tandasnya.
Tunggu Restu
Dihubungi terpisah, bakal calon bupati Kotim Jhon Krisli menyatakan menunggu restu dari DPP Partai NasDem untuk maju pada pilkada 9 Desember 2020 mendatang. Mantan Ketua DPRDKotim ini memastikan dirinya akan diusung NasDem. Hal itu diyakininya karena dia sudah menjadi kader NasDem dan aktif menjabat di struktural partai sebagai Dewan Pembina DPD NasDem Kotim.
”Saya pribadi siap maju pada pilkada serentak tahun 2020, karena saya telah memegang rekomendasi dari Partai NasDem,” kata Jhon.
Di DPRD Kotim, NasDem memiliki empat kursi. Meski belum memenuhi syarat lolos untuk mengusung calon, Jhon menuturkan, pihaknya telah menjajaki sejumlah partai politik lainnya untuk berkoalisi.
Jhon menyebutkan, sudah ada beberapa partai politik saat ini yang tengah dijajaki berkomunikasi secara intensif. Hanya saja, dia masih enggan menyebutkan lantaran belum ada rekomendasi.
”Yang saya bisa katakan, yang pasti Partai NasDem, karena sudah pegang rekomendasinya. Tapi sudah ada partai politik lainnya yang memberikan sinyal berpeluang untuk berkoalisi dengan NasDem, tapi belum bisa memastikan kalau belum pegang surat rekomendasinya,” ungkapnya.
Jhon menambahkan, saat ini dia masih mengamati situasi perkembangan politik Pilkada 2020. Karena itu, untuk posisi maju sebagai calon bupati atau wakil bupati, masih akan melihat perkembangan ke depannya.
”Yang jelas, DPP NasDem menginginkan kadernya untuk maju di Pilkada Kotim 2020 mendatang. Soal nanti maju sebagai bupati atau wakil, itu akan kita lihat situasi perkembangannya dulu bagaimana dan seperti apa ke depannya," tandas Jhon. (ang/ign)